Kelas Menengah Indonesia Keadaan Nanggung yang Bikin Serba Salah

Kelas Menengah Indonesia Keadaan Nanggung yang Bikin Serba Salah

Kelas Menengah Indonesia Keadaan Nanggung yang Bikin Serba Salah

Ini terjadi karena produktivitas tenaga kerja yang masih rendah dibandingkan negara-negara industri maju.

Akibatnya, ekonomi negara hanya tumbuh sekitar 4% per tahun, jauh di bawah target pertumbuhan 6% yang dibutuhkan untuk keluar dari jebakan ini.

Selain itu, ketimpangan antar wilayah di Indonesia masih sangat terlihat.

Beberapa daerah masih berada di bawah kategori lower middle-income, dengan pendapatan per kapita di bawah 4.200 USD atau sekitar Rp5 juta per bulan.

Dilema Kelas Menengah

Salah satu tantangan terbesar bagi kelas menengah adalah posisi mereka yang serba nanggung.

Mereka tidak cukup kaya untuk menikmati hidup mewah, tapi juga tidak cukup miskin untuk menikmati berbagai fasilitas keringanan pajak dan bantuan sosial.

Misalnya, ambang batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) di Indonesia adalah Rp54 juta per tahun, atau sekitar Rp4,5 juta per bulan.

Jika pendapatan sedikit di atas angka ini, mereka harus membayar pajak tanpa mendapatkan banyak bantuan.

Situasi ini menjadikan kelas menengah sebagai kelompok yang paling rentan mereka seakan berada di tengah tanpa keistimewaan, baik dari segi bantuan pemerintah maupun akses penuh ke layanan premium.

Kesimpulan

Kelas menengah di Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, tetapi mereka juga menghadapi tantangan yang tidak kecil.

Terjebak di antara kelas miskin dan kaya, kelas menengah sering kali harus berjuang lebih keras hanya untuk mempertahankan status quo.

Dalam kondisi ekonomi yang stagnan, kelas ini semakin terancam, dan tanpa kebijakan yang mendukung, mereka bisa kehilangan peran pentingnya dalam waktu dekat.


Berita Terkini