Benih Unggul dan Adopsi Teknologi Ewindo, Rahasia Sukses Petani Sayuran di Purwakarta

Benih unggul dan adopsi teknologi menjadi rahasia sukses petani. Ini yang selalu disampaikan para petani sukses yang menggunakan benih Cap Panah Merah dari Ewindo.(Adam Sumarto/Pasundan Ekspres)
PURWAKARTA-Ahmad Lani, seorang petani bawang merah yang memanfaatkan benih Cap Panah Merah dari Ewindo hapal betul bahwa benih unggul adalah salah satu pilar utama dalam ketahanan pangan dan pertanian yang sukses.
Mewarisi ilmu bertani dari orang tuanya, laki-laki yang pernah bercita-cita untuk kuliah di jurusan pertanian namun gagal karena keterbatasan finansial keluarganya ini, kini justru berhasil membuat lahan yang dia kelola menjadi sangat produktif.
Sebagai contoh, Lani dapat memanen bawang merah hingga 18 ton per hektare. Hasil panen tersebut di atas rata-rata produktivitas bawang merah nasional yang berkisar 10 ton per hektare.
Tidak hanya memanfaatkan benih unggul berkualitas, adopsi teknologi dan pola pupuk yang ramah lingkungan juga menjadi rahasia sukses Ahmad Lani.
BACA JUGA: Satnarkoba Polres Subang Amankan Pengedar Narkoba, Satu Lagi Masih Jadi Buronan
“Menurut saya, petani itu kuncinya ada di benih unggul dan teknologi. Kalau pakai benih unggul, hasilnya juga meningkat secara signifikan," kata Ahmad Lani melalui rilis yang dikirim Ewindo kepada redaksi, Senin (12/5).
Ahmad Lani yang telah memanfaatkan teknik menanam bawang merah dengan biji atau True Shallot Seed (TSS) ini juga menegaskan jika hasilnya pun jauh lebih tinggi dibanding menggunakan benih biasa.
Beberapa tahun ke belakang, petani di Indonesia memang telah dikenalkan dengan teknologi penanaman bawang merah melalui biji atau TSS. Adopsi teknologi ini menjadi salah satu pendorong peningkatan produktivitas bawang merah nasional.
Dengan benih unggul bawang merah seperti Sanren, Lokananta, dan Merdeka F1 potensi produksi dapat didongkrak hingga mencapai 18 ton per ha.
BACA JUGA: 3 Warga Subang Positif Covid-19, Saat Ini Dirawat di RSUD Subang
Selain meningkatkan produktivitas, benih unggul juga sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan, kemampuan benih unggul untuk menghadapi kondisi lingkungan yang berubah dan serangan hama serta penyakit menjadi sangat berharga.
“Petani juga harus terus berinovasi. Dan bertani itu membanggakan, karena kita dapat menjadi sumber pangan banyak orang,” ujar Ahmad Lani.
Hal yang sama disampaikan oleh Nur Azitah Azman, seorang petani cabai yang sukses.
Menurut Maman, panggilan akrabnya, petani sangat penting untuk mengetahui dan mengadopsi perkembangan teknologi pertanian terbaru.
Maman yang telah menggeluti dunia pertanian sejak usia 19 tahun itu membuktikan dengan adopsi teknologi dia mampu membesarkan usahanya dan memperluas area tanam yang semula hanya 5.000 m² kini menjadi 50.000 m².
Lebih lanjut Maman menyatakan bahwa kunci sukses petani lainnya adalah kemampuan membaca pasar dan adanya bimbingan dari pemerintah dan pihak swasta, terutama dalam mengadopsi teknologi yang tepat.
“Sekarang ini, petani harus melek teknologi. Dulu saya juga tidak langsung mengerti, tapi lama-lama belajar, apalagi sering dibimbing sama tim dari Cap Panah Merah," ucap Maman.