Relokasi Dulu Baru Bongkar Kios Pedagang, Catatan Kritis NasDem untuk Pemprov Jabar

Relokasi Dulu Baru Bongkar Kios Pedagang, Catatan Kritis NasDem untuk Pemprov Jabar

TURUN KE LAPANGAN: Ketua Fraksi NasDem DPRD Kabupaten Subang, Hafil Gaputra Sanjaya saat mengunjungi korban terdampak penggusuran kios di Ciater. Cindy Desita/Pasundan Ekspres

SUBANG-Ketua Fraksi NasDem DPRD Kabupaten Subang, Hafil Gaputra Sanjaya menjadi anggota dewan pertama yang mengunjungi para korban penggusuran kios di kawasan Ciater, Rabu (13/8/2025). Kios-kios yang sebelumnya menjadi sumber mata pencaharian puluhan pedagang itu kini tinggal puing-puing bangunan.

Hafil datang untuk melihat langsung kondisi korban penggusuran yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ia mengaku ingin memastikan dampak yang dirasakan para pedagang sekaligus mencari tahu rencana relokasi yang akan disiapkan.

“Penggusuran ini sudah dieksekusi, dan lokasinya berada di wilayah Kabupaten Subang. Walaupun berada di jalan provinsi, seharusnya kami di DPRD diajak berdiskusi minimal untuk mengetahui dampaknya dan memberi penjelasan kepada masyarakat,” kata Hafil kepada awak media.

Hafil menjelaskan, dirinya tidak bisa hadir saat penggusuran berlangsung karena sedang mengikuti rapat kerja nasional di Makassar selama lima hari. 

BACA JUGA: "Dari Tempat Ini Saya Bisa Menghidupi Keluarga"

Ia menyesalkan tidak adanya koordinasi atau undangan diskusi dari pihak provinsi kepada DPRD Subang terkait rencana penertiban tersebut.

Terkait langkah selanjutnya, Hafil menegaskan akan mendorong pemerintah daerah bersurat dan berkoordinasi dengan Pemprov Jabar untuk mempercepat pembangunan lokasi relokasi. 

“Yang diprioritaskan menempati lokasi baru harus para korban penggusuran, bukan orang lain. Relokasi ini harus dibangun secepatnya,” tegasnya.

Dari sisi kemanusiaan, Hafil menilai penggusuran yang dilakukan tanpa menyiapkan relokasi terlebih dahulu tidak layak. 

BACA JUGA: Uang Tunggu untuk Pedagang dl Desa Cisaat Subang Mulai Disalurkan

“Relokasi dibangun dulu, baru penggusuran dilakukan. Sekarang banyak pedagang kehilangan tempat tinggal dan penghasilan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti dugaan ketidakadilan perlakuan antara pedagang kecil dan pelaku usaha besar. 

“Kalau bicara legal atau ilegal masih bisa diperdebatkan. Tapi yang jelas, pedagang kecil hidup dari hasil dagang untuk menyekolahkan anak. Sementara ada pelaku usaha besar yang membangun di kawasan perkebunan, tapi tidak tersentuh penertiban,” ungkapnya, mencontohkan usaha D’Castello dan Astro.

Hafil menambahkan, meski dirinya bukan berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) II Subang yang meliputi wilayah Ciater, melainkan dari Dapil IV Pantura, ia tidak menutup mata terhadap penderitaan warga yang terdampak.(cdp/ysp)


Berita Terkini