Bakti Mahasiswa KKN STAI Riyadhul Jannah Subang, Bantu Desa Babakan Melek Digital

Bakti Mahasiswa KKN STAI Riyadhul Jannah Subang, Bantu Desa Babakan Melek Digital

Seminar pelatihan pemasaran online shop di Desa Babakan, Purwakarta, Kamis (31/7/2025).(Hadi Martadinata/Pasundan Ekspres)

Di tengah rimbunnya pohon bambu dan gemericik suara sawah Desa Babakan, tiba-tiba semangat digital membuncah. Bukan lewat sinyal satelit atau promosi startup ibu kota, tapi melalui tangan-tangan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari STAI Riyadhul Jannah Subang. 

Mereka datang bukan untuk bersantai, tapi membawa misi mengubah warung menjadi online shop, dan menjadikan warga desa sebagai pelaku e-commerce sejati!.

Laporan, HADI MARTADINATA/SUBANG

Hari itu, Kamis siang (31/7/2025), balai desa mendadak berubah menjadi "kelas digital". Meja-meja penuh dengan ibu-ibu yang sebelumnya hanya tahu WhatsApp untuk kirim foto cucu, kini sibuk mengulik cara jualan di Shopee dan TikTok Shop. Pelaku UMKM, ibu rumah tangga, hingga pemuda desa yang biasanya bermain game, sekarang duduk manis menyimak strategi promosi lewat Instagram.

BACA JUGA: Pastikan Layak Gizi dan Higenis, Babinsa AD Cek Proses Penyediaan MBG

Seminar Pelatihan Pemasaran Online Shop ini jadi titik balik. Seminar bukan sekadar duduk dengar ceramah—peserta diajak langsung praktek, membuat konten, mencoba fitur iklan berbayar, sampai membahas kenapa foto produk jangan pakai filter kucing!.

Salah satu bintang hari itu adalah Bapak Odoy, penjual makanan ringan yang kini bergaya seperti influencer. "Biasana mah foto dagangan tinggal jepret aja. Ayeuna mah kudu diajar angle, caption, jeung hashtag. Heuheu... hese tapi rame!,"ujarnya sambil tertawa lebar.

Tak kalah semangat, Ibu Juju dari UMKM Desa Purwakarta mengaku matanya terbuka lebar.

"Baru tahu kalau jualan itu bukan cuma soal rasa, tapi juga soal tampil di feed orang!," katanya sambil menunjukkan akun Instagram barunya.

BACA JUGA: Awal Agustus, Harga Pangan di Subang Kompak Naik, Disebabkan Faktor Cuaca hingga Ongkos Kirim

Sementara itu, Ketua KKN Tisna Nugrahaa menegaskan bahwa pelatihan ini adalah bentuk cinta mahasiswa terhadap masyarakat. "Kami nggak datang cuma bawa banner dan selfie. Kami bawa ilmu yang bisa bikin usaha warga naik level!," ucapnya penuh semangat.

Kepala Desa, Ibu Dede Kusmiati, pun ikut sumringah. "Dulu warga kami gaptek, sekarang tinggal nunggu mereka viral," candanya.

Menutup kegiatan, dosen pembimbing Dr. Endah Robiatul Adawiyah menambahkan pendampingan tak berhenti di seminar. "Kita akan terus dampingi mereka secara daring.

Jadi kalau ada yang bingung, tinggal chat, bukan cuma curhat," selorohnya.

Desa Babakan tak lagi hanya dikenal karena suasana pedesaannya, tapi juga sebagai desa yang siap go digital. Harapannya, usaha keripik, kerajinan bambu, atau kopi racikan sendiri bisa mejeng di etalase marketplace nasional—bahkan internasional.

Maka tak salah jika hari itu warga pulang tak hanya bawa buku catatan, tapi juga semangat baru, semangat menjual, membangun, dan menaklukkan dunia digital dari pelosok desa.

Siapa bilang revolusi digital harus datang dari kota? Di Desa Babakan, revolusi dimulai dari balai desa, tripod HP, dan kemauan untuk belajar.(ijl/hdi/sep) 

 


Berita Terkini