PASUNDAN EKSPRES - Ekonomi Amerika Serikat mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada kuartal pertama yang disebabkan oleh lonjakan impor.
Banyak perusahaan berusaha menghindari biaya lebih tinggi akibat tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.
Ekonomi AS Menyusut untuk Pertama Kalinya dalam Tiga Tahun
Laporan awal dari Departemen Perdagangan mengenai produk domestik bruto (PDB) yang dilansir dari Reuters, memperlihatkan bahwa meskipun pengeluaran konsumen melambat secara signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya, laju pertumbuhan tetap sehat.
Investasi bisnis juga meningkat, terutama dalam peralatan, seperti pemrosesan informasi dan transportasi.
Namun, pengeluaran konsumen dan bisnis terlihat mendahului sebelum tarif diberlakukan.
Laporan tersebut semakin memperkuat ketidakpuasan masyarakat terhadap penanganan ekonomi oleh Trump, terutama ketika dia menandai 100 hari masa jabatannya.
Donald Trump sendiri memenangkan pemilihan pada bulan November karena banyak pemilih yang khawatir tentang kondisi ekonomi, khususnya terkait inflasi. Saat ini, kepercayaan konsumen sangat rendah, berada pada titik terendah dalam lima tahun terakhir, dan sikap bisnis juga memburuk.
Selain itu, maskapai penerbangan telah menarik kembali proyeksi pendapatan mereka untuk tahun 2025 karena adanya ketidakpastian mengenai pengeluaran untuk perjalanan yang tidak penting, yang disebabkan oleh tarif tinggi yang diterapkan.
Para ekonom memprediksi bahwa ekonomi AS akan mulai pulih pada kuartal kedua, terutama karena dampak negatif dari lonjakan impor yang akan berkurang.
Namun, pemulihan ini mungkin tidak cukup untuk mencegah terjadinya resesi atau periode pertumbuhan yang lambat disertai inflasi tinggi, yang dikenal sebagai stagflasi.
Selain itu, untuk mencapai pemulihan yang lebih stabil, penting untuk mengatasi ketidakpastian yang dihasilkan dari perubahan kebijakan tarif oleh pemerintahan Trump.
Carl Weinberg, kepala ekonom di High Frequency Economics, mengatakan bahwa jika lonjakan perdagangan disebabkan oleh perusahaan yang membeli barang impor lebih awal untuk menghindari tarif, maka penurunan neraca perdagangan akan berbalik pada kuartal kedua.
Namun, ketidakpastian yang terus-menerus dan pajak yang lebih tinggi, akan kembali menarik pertumbuhan PDB ke zona negatif pada akhir tahun ini.
PDB telah menurun pada tingkat tahunan sebesar 0,3% pada kuartal terakhir, penurunan pertama sejak kuartal pertama 2022.
Penurunan ini juga dipengaruhi oleh pengurangan pengeluaran pemerintah federal, kemungkinan terkait dengan pemotongan anggaran yang agresif oleh Gedung Putih, yang ditandai dengan pemecatan massal dan penutupan program.
Laporan tersebut menggambarkan aktivitas sebelum pengumuman tarif "Hari Pembebasan" oleh Trump, yang memberlakukan tarif besar-besaran pada sebagian besar impor dari mitra dagang AS, termasuk meningkatkan tarif pada barang-barang China hingga 145%, yang memicu perang dagang dengan Beijing.
Trump dan para pembantunya kesulitan untuk menyampaikan pesan yang konsisten tentang angka PDB.
Trump menyalahkan mantan Presiden Joe Biden atas angka PDB yang lemah dan berusaha menyoroti permintaan domestik yang kuat, termasuk pemulihan dalam pengeluaran bisnis.
(ipa)