Banyak Orang Terlantar di Lembur Pakuan, Dinas Sosial Subang Kelimpungan Memulangkan

TERLANTAR: Dinas Sosial menjemput sejumlah orang terlantar dari Makassar, Medan, Manado, dan Palembang di Lembur Pakuan, beberapa waktu lalu.
SUBANG-Semenjak Dedi Mulyadi menjadi Gubernur Jawa Barat dan viral di media sosial melalui konten-konten yang ia buat, Lembur Pakuan di Desa Sukasari Kecamatan Dawuan nampak semakin ramai belakangan ini.
Tempat kediaman sosok yang sering disapa KDM tersebut bahkan kini menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Subang, sehingga dapat berdampak baik dengan memutar roda perekonomian di sekitarnya.
Namun, dibalik itu semua terdapat salah satu masalah yang perlu menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Subang.
Kasi Perlindungan Korban Tindak Kekerasan, Perdagangan Orang dan Orang Terlantar Dinas Sosial Subang, Sri Mulyani mengungkapkan, fenomena viralnya Lembur Pakuan tersebut ternyata juga membuat jumlah orang terlantar dari luar Subang terus menerus bertambah.
BACA JUGA: Bikin Resah, Komunitas Gay Subang di Platform Facebook Capai 4.000 Orang
"Bulan Juni saja kita sudah menerima 64 orang dari Lembur Pakuan. Banyak mereka berasal dari luar provinsi bahkan luar pulau Jawa," ucapnya.
Sri mengatakan, sejauh ini pendatang terlantar dari sejumlah daerah mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Padang, Medan, Makassar, Manado, Lampung, Bandung, Bogor, Sukabumi dan daerah lainnya telah diterima oleh Dinas Sosial Subang.
"Kita bahkan pernah menerima laporan sampai 5 orang terlantar per hari," ucapnya.
Sri mengatakan, berdasarkan hasil bincang-bincang bersama orang terlantar tersebut, mereka yang rela jauh-jauh tanpa persiapan ke Lembur Pakuan itu berharap dapat menerima uluran tangan dari Mantan Bupati Purwakarta itu.
BACA JUGA: Duit Pajak Kendaraan dari Subang Sudah Terkumpul Rp58,6 Miliar
Sebab, KDM acap kali memperlihatkan kedermawanannya dalam konten yang sering dibagikan di berbagai media sosialnya.
"Rata-rata orang terlantar yang datang ke Lembur Pakuan itu adalah orang-orang yang ada dalam kesulitan ekonomi. Jadi mereka datang ke sana dengan harapan mendapatkan bantuan seperti pekerjaan, modal usaha, bahkan uang untuk melunasi hutang," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Pasundan Ekspres, nampak kebanyakan orang terlantar dari Lembur Pakuan adalah orang-orang lanjut usia. Ditemukan juga seorang ibu yang membawa seorang bayi dikarenakan ditinggal suaminya.
Hal inilah yang membuat kinerja pegawai Dinas Sosial menjadi terporsir belakangan ini, bahkan hingga mengorbankan waktu libur.
"Dari Senin sampai Minggu kita tidak pernah libur sementara ini, karena banyak orang terlantar yang dikirim dari Lembur Pakuan baik oleh tim Pak KDM mau pun dari pihak kepolisian," ucapnya.
Tidak sampai di sana, masalah itu diperburuk dengan keterbatasan anggaran untuk dapat memulangkan orang-orang yang terlantar tersebut.
"Anggaran APBD kita yang terbatas juga jadi kendala, karena dari Pemda sendiri tahun 2025 dikasih untuk pelayanan orang terlantar sebanyak 258 orang. Sementara sampai dengan bulan Juni anggaran kita sudah habis untuk pemulangan orang terlantar," ucapnya.
Dirinya menambahkan, ketika orang terlantar itu berada di Kabupaten Subang, maka yang harus memulangkannya adalah Dinas Sosial Kabupaten Subang dengan pola pemulangan estafet yang sudah ada dalam SOP pemulangan orang terlantar.