Subang

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Subang Dukung Wacana Presiden Prabowo, Terkait Penghapusan Utang Petani dan Nelayan

Wakil Ketua DPRD Subang
Wakil Ketua DPRD Subang, Tegar Jasa Priatna dukung wacana Presiden terkait penghapusan hutang petani dan nelayan.(Cindy Desita Putri/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam pidatonya mengenai rencana penghapusan utang para petani dan nelayan yang telah menumpuk selama puluhan tahun, menuai sambutan hangat dari berbagai kalangan. 

Di tengah keprihatinan atas beban hidup rakyat kecil yang semakin berat, gagasan berani tersebut dinilai sebagai angin segar bagi sektor pertanian dan perikanan yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi rakyat, khususnya di daerah-daerah seperti Subang.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Subang, Tegar Jasa Priatna mengaku, sangat mengapresiasi dan menyambut dengan gembira wacana penghapusan utang ini. 

Menurutnya, rencana kebijakan tersebut bukan hanya memberi harapan baru bagi petani dan nelayan, tetapi juga membuka jalan bagi peningkatan produktivitas serta efisiensi biaya produksi yang selama ini menjadi momok besar bagi pelaku usaha tani dan perikanan tradisional. "Ini bukan sekadar wacana ekonomi, ini adalah bentuk nyata keberpihakan negara kepada rakyat kecil. Kami di Subang, khususnya petani dan nelayan di pesisir Pantura, sudah lama menantikan kebijakan yang menyentuh langsung kebutuhan dasar mereka," ungkapnya.

Menurutnya, penghapusan utang akan mengurangi beban petani dan nelayan secara drastis, dan tentu saja Tegar optimis hasilnya bisa membuat harga komoditas lebih stabil karena biaya produksinya bisa ditekan.

Lebih lanjut, Tegar menegaskan bahwa dampak kebijakan ini tidak hanya bersifat ekonomis, tetapi juga psikologis dan sosial. 

Ia menggambarkan bagaimana selama bertahun-tahun para petani dan nelayan di Subang hidup dalam lingkaran utang yang tak kunjung selesai, menjerat mereka dan memaksa sebagian besar dari mereka untuk terus bekerja tanpa hasil yang layak. "Bayangkan, ada petani yang setiap musim tanam harus meminjam dari tengkulak hanya untuk membeli bibit dan pupuk. Begitu panen, hasilnya harus dibayarkan kembali untuk melunasi pinjaman. Itu siklus yang sangat menyesakkan. Bila utang ini dihapuskan, maka kita akan melihat wajah-wajah bahagia para petani kita. Kita akan melihat senyum tulus dari mereka yang selama ini hanya bisa berharap dalam diam," jelasnya.

Tegar juga berharap pemerintah daerah bisa bersinergi dengan pemerintah pusat dalam mengimplementasikan kebijakan ini secara adil dan tepat sasaran. 

Ia menilai, penghapusan utang harus dibarengi dengan pendataan yang cermat agar program ini tidak disalahgunakan dan benar-benar menyasar mereka yang memang berhak. "Kebijakan penghapusan utang petani dan nelayan ini, jika terealisasi, ini akan menjadi salah satu langkah monumental dalam sejarah pembangunan pedesaan Indonesia," kata Tegar.

Dia menyebut, di tengah tantangan perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan modernisasi pertanian yang belum merata, negara hadir dengan keberpihakan yang tegas kepada sektor akar rumput. "Ini awal dari kebangkitan rakyat kecil. Kami percaya di bawah kepemimpinan Pak Prabowo, visi Indonesia Maju akan dimulai dari desa-desa, dari sawah dan laut kita, dari tangan-tangan kasar yang selama ini bekerja dalam sunyi untuk memberi makan bangsa ini," pungkasnya.(cdp/sep)

Terkini Lainnya

Lihat Semua