Kapan Penentuan Awal Ramadhan 2025 oleh Pemerintah Indonesia?

Kapan Penentuan Awal Ramadhan 2025 oleh Pemerintah Indonesia?

Kapan Penentuan Awal Ramadhan 2025 oleh Pemerintah Indonesia? (Image From: Pexels/PNW Production)

Berdasarkan perhitungan ini, Muhammadiyah telah mengeluarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 yang menyatakan bahwa 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Muhammadiyah berpedoman bahwa jika hilal sudah wujud (berada di atas ufuk) saat matahari terbenam, maka keesokan harinya sudah masuk tanggal 1 Ramadhan.

Selain itu, Muhammadiyah juga telah menetapkan bahwa Hari Raya Idul Fitri 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 dengan jumlah hari puasa selama 30 hari.

Awal Ramadhan 2025 Menurut Nahdlatul Ulama (NU)

Berbeda dengan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode rukyatul hilal bil fi’li, yaitu melihat hilal secara langsung dengan mata atau alat bantu optik. NU biasanya menetapkan awal Ramadhan berdasarkan laporan pengamatan hilal pada 29 Syakban 1446 H.

Hingga saat ini, NU belum secara resmi mengumumkan kapan awal Ramadhan 2025. Keputusan ini akan disampaikan setelah Lembaga Falakiyah PBNU melakukan rukyatul hilal di berbagai titik pengamatan.

Potensi Perbedaan Awal Ramadhan 2025

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, memperkirakan bahwa pemerintah kemungkinan akan menetapkan awal Ramadhan pada Minggu, 2 Maret 2025.

Menurutnya, posisi hilal masih cukup rendah di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun sudah memenuhi kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) di beberapa daerah seperti Banda Aceh.

Namun, di wilayah lain seperti Surabaya, ketinggian hilal hanya 5,8 derajat, yang berisiko sulit diamati.

Jika hal ini terjadi, maka Muhammadiyah dan pemerintah bisa memiliki perbedaan awal Ramadhan.

Muhammadiyah akan memulai puasa pada 1 Maret 2025, sementara pemerintah dan NU mungkin menetapkan awal Ramadhan pada 2 Maret 2025.

(ipa)


Berita Terkini