6 Dampak memiliki Bos yang Toxic: Lingkungan Kerja jadi Gak Sehat

6 Dampak memiliki Bos yang Toxic: Lingkungan Kerja jadi Gak Sehat

6 Dampak memiliki Bos yang Toxic: Lingkungan Kerja jadi Gak Sehat (Image From: Pexels/Yan Krukau)

 

5. Hambatan Terhadap Perkembangan Karier Karyawan

Atasan toxic umumnya tidak memberikan ruang yang cukup bagi karyawan untuk berkembang.

Mereka bisa saja tidak memberikan pelatihan yang memadai, enggan memberi promosi, atau bahkan menjegal kesempatan kemajuan karier bagi bawahan yang berprestasi.

Bahkan, dalam beberapa kasus, bos toxic dapat bertindak manipulatif dengan mengklaim hasil kerja tim sebagai prestasi pribadi, atau menjatuhkan bawahan secara diam-diam demi mempertahankan posisi mereka.

Karyawan yang berada dalam situasi seperti ini akan sulit mencapai potensi maksimalnya dan merasa frustasi terhadap kariernya.

Pada akhirnya, mereka mungkin merasa tidak ada gunanya berkembang di perusahaan tersebut dan memilih hengkang.

 

6. Lingkungan Kerja yang Tidak Inklusif dan Tidak Aman

Bos yang toxic kerap tidak memprioritaskan etika kerja, toleransi, dan keadilan. Mereka bisa bersikap pilih kasih, menciptakan lingkungan yang diskriminatif, atau membiarkan praktik bullying di tempat kerja.

Hal ini sangat merugikan karyawan yang ingin merasa aman dan dihargai di tempat mereka bekerja.

Lingkungan seperti ini bisa berdampak pada:

  • Rasa ketidakadilan yang dirasakan sebagian anggota tim
  • Munculnya persaingan tidak sehat antar rekan kerja
  • Ketidakseimbangan beban kerja dan tanggung jawab
  • Hilangnya solidaritas tim

Bos yang toxic tidak hanya merusak semangat kerja karyawan, tetapi juga membawa dampak sistemik terhadap seluruh organisasi.

Mulai dari terganggunya kesehatan mental karyawan, tingginya angka turnover, turunnya produktivitas, hingga reputasi perusahaan yang tercoreng.

Perusahaan seharusnya tidak menutup mata terhadap isu ini. Membangun kepemimpinan yang sehat dan suportif merupakan investasi jangka panjang yang akan membawa dampak positif bagi seluruh lini organisasi.

(ipa)


Berita Terkini