6 Dampak memiliki Bos yang Toxic: Lingkungan Kerja jadi Gak Sehat

6 Dampak memiliki Bos yang Toxic: Lingkungan Kerja jadi Gak Sehat (Image From: Pexels/Yan Krukau)
PASUNDAN EKSPRES - Memiliki atasan yang baik adalah salah satu faktor penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Namun, tidak semua orang beruntung mendapatkan sosok pemimpin yang inspiratif.
Sebaliknya, sebagian karyawan harus berhadapan dengan bos toxic, yaitu atasan yang cenderung manipulatif, otoriter, tidak suportif, atau bahkan sering merendahkan bawahannya.
Sayangnya, keberadaan atasan seperti ini bukan hanya membuat suasana kerja tidak nyaman, tapi juga berdampak luas terhadap kesehatan mental, performa, bahkan reputasi perusahaan secara keseluruhan. So, di sini ada beberapa dampak memiliki bos yang toxic.
Berikut adalah beberapa dampak memiliki bos yang toxic di tempat kerja.
BACA JUGA: Punya Uang Kuno? Jangan Lakukan Ini Sebelum Baca Cara Jual ke Bank Indonesia Tahun 2025!
Dampak memiliki Bos yang Toxic terhadap Lingkungan Kerja dan Kesejahteraan Karyawan
1. Menurunnya Kesehatan Mental dan Emosional Karyawan
BACA JUGA: Link Poster Hari Raya Waisak 2025, Gratis, Bisa Diedit dan Diunduh!
Dampak paling nyata yang sering dirasakan akibat kepemimpinan toxic adalah terganggunya kesehatan mental dan emosional karyawan.
Bos yang toxic sering kali menggunakan kritik berlebihan, komentar merendahkan, serta gaya kepemimpinan penuh tekanan untuk mencapai target.
Kondisi ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat, penuh stres, dan kecemasan berlebih. Dalam jangka panjang, karyawan dapat mengalami penurunan rasa percaya diri, depresi, burnout, bahkan trauma psikologis.
Hal ini sejalan dengan temuan dari American Psychological Association (APA) yang menunjukkan bahwa pemimpin yang tidak mendukung dan otoriter merupakan salah satu penyebab utama stres kerja kronis.
Tanda-tanda karyawan yang terdampak antara lain:
- Kehilangan motivasi untuk bekerja
- Kesulitan tidur dan gangguan konsentrasi
- Perasaan tertekan setiap kali berinteraksi dengan atasan
- Menurunnya performa kerja secara keseluruhan