Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Tegaskan Komitmen Penanganan Sampah

KOMITMEN: Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP., menyatakan kesiapan Kabupaten Subang dalam mendukung program penanganan sampah.
CIANJUR-Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, S.IP., menyatakan kesiapan Kabupaten Subang dalam mendukung program penanganan sampah. Kesiapan itu dia sampaikan usai menghadiri rapat bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI serta Gubernur Jawa Barat di Kantor Bupati Cianjur, beberapa waktu lalu (9/8/2025).
"Di Kabupaten Subang, TPA Jalupang sedang dalam proses peningkatan dari open dumping menjadi sanitary landfill agar pengelolaan sampah lebih optimal. Kami juga menunggu formula khusus dari Kementerian LHK dan Gubernur Jabar untuk solusi menyeluruh," ujar Reynaldy, yang akrab disapa Kang Rey, seusai rapat.
Ia juga menekankan peran aktif masyarakat. "Tanpa kesadaran warga, upaya pemerintah tidak maksimal. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat lebih peduli lingkungan sementara pemerintah menyiapkan sarana pendukung," tegasnya.
Menteri LHK, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, dalam rapat tersebut menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mencapai target bebas sampah 100% pada 2029, sesuai mandat Perpres No. 12/2025 tentang RPJMN 2025–2029.
BACA JUGA: PPATK Ungkap Ribuan Pegawai BUMN hingga Dokter Masuk Penerima Bansos Kemensos
"Gubernur Jabar telah menginstruksikan seluruh bupati/wali kota menjalankan program ini. Meski banyak tantangan, dengan gotong royong, target ini bisa tercapai," ujarnya.
Hanif juga menyebut komitmen kepala daerah dalam program Adipura sebagai langkah menuju budaya bersih nasional.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), mengumumkan kebijakan tegas: bantuan dana untuk daerah akan dikaitkan dengan kinerja pengelolaan sampah.
"Daerah yang abai tak dapat bantuan desa maupun provinsi. Setiap dana harus mendorong inovasi dan tanggung jawab lingkungan," tegas KDM.
BACA JUGA: 561 Pedagang Terdampak Penertiban, Sempat Diwarnai Aksi Penolakan
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan, komitmen penanganan sampah dimulai dari tingkat rumah tangga dengan mengikat kebijakan pada reward dan punishment.
“Yang pertama, bagi daerah-daerah, baik daerah kabupaten maupun kota, serta kelurahan dan desa yang tidak melakukan pengelolaan sampah dengan baik sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah melalui Menteri Lingkungan Hidup, maka kami tidak akan menurunkan bantuan. Pertama, bantuan desa, kemudian yang kedua, bantuan gubernur untuk kabupaten kota. Kenapa? Karena setiap bantuan harus menggerakkan orang kreatif dan inovatif dan memiliki tanggung jawab lingkungan,” jelasnya.
Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa KDM tersebut juga memaparkan program Gapura Sribaduga, lomba antar desa/kelurahan dengan hadiah Rp9 miliar untuk pembangunan 2026, di mana 40% penilaiannya berfokus pada kebersihan dan penanganan sampah.
Selain itu, mulai 20 Agustus akan digelar gerakan kebersihan serentak dari tingkat provinsi hingga rumah tangga, termasuk penobatan Mahkota Binokasih sebagai kabupaten/kota terbersih di Jawa Barat dengan hadiah Rp15 miliar dalam bentuk pembangunan.
“Kami juga akan menciptakan sekolah-sekolah bersih, piala namanya adalah Anugerah Pancawaluyo, sekolah terbersih itu. Nah satu kelas, satu toilet dan setiap guru fisika, guru kimia, guru biologi itu harus bisa melakukan pengelolaan sampah mandiri di sekolah. Ini pembelajaran penting. Sehingga nanti student tour dan outing kelas itu akan diarahkan pada pembentukan karakter anak-anak Jawa Barat untuk bisa mengelola sampah,” terang KDM.(cdp/ysp)