Headline

Kepala Desa Wantilan Komarudin Tangkap Peluang Kawasan Industri Subang Smartpolitan

Subang Smartpolitan
ASPIRASI: Kepala Desa Wantilan, Komarudin menyampaikan tantangan dan harapan berdirinya Subang Smartpolitan.

SUBANG-Kehadiran kawasan industri Subang Smartpolitan di Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, kini menjadi sorotan berbagai pihak. 

Proyek industri raksasa ini, yang salah satunya menjadi lokasi berdirinya pabrik kendaraan listrik BYD, menjanjikan peluang besar namun juga memunculkan tantangan sosial dan ekonomi yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Subang Smartpolitan dikembangkan oleh PT Suryacipta Swadaya memiliki luas 2.717 hektar. Kawasan ini merupakan proyek strategis yang akan menjadi kawasan industri modern, cerdas, dan berkelanjutan.

Kawasan Industri ini berdiri di atas Desa Wantilan, Desa Sawangan, dan Desa Kosar. Untuk di Wantilan kawasan ini memiliki luas 600 hektare dari total luas desa 947 hektare.

Kepala Desa Wantilan, Komarudin menjelaskan, secara geografis, kawasan ini sebelumnya dikenal sebagai wilayah agraris.  Ribuan warga menggantungkan hidupnya dari pertanian dan peternakan. Namun, sejak hadirnya kawasan industri, perlahan aktivitas agraria mulai tergusur.

Dirinya menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak yang dirasakan warganya. 

“Kami sangat mendukung hadirnya investasi seperti BYD, tapi di sisi lain, kita juga harus memperhatikan masyarakat yang terdampak. Banyak dari mereka yang kini kehilangan lahan dan mata pencaharian,” ujarnya.

Komarudin menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, legislatif, dan pihak industri untuk mencari solusi yang berpihak pada rakyat. 

“Jangan sampai ini menjadi bom waktu di masa depan. Kita harus duduk bersama, cari jalan keluarnya,” tambahnya.

Salah satu tantangan utama adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang  sesuai kualifikasi.

Komarudin menginisiasi pendirian Balai Diklat di Desa Wantilan yang akan bekerja sama dengan Yayasan Globalisasi Saemaul Indonesia dan Lembaga Administrasi Negara (LAN), dengan harapan bisa menyiapkan SDM lokal yang kompeten sesuai kebutuhan industri. 

“Namun, upaya ini masih minim dukungan dari pemerintah daerah. Ironisnya, Kabupaten Subang bahkan belum memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) yang memadai,” ungkapnya.

Kades menyebut, proyek dan kawasan industri Suryacipta memang menjadi simbol kemajuan. Namun, tanpa pengelolaan sosial yang tepat, kemajuan ini bisa menyisakan luka bagi masyarakat lokal. 

Kades Komarudin berharap agar Pemda Subang bersama DPRD segera menggelar forum diskusi terbuka, menyerap aspirasi dan merumuskan solusi jangka panjang.

“Kami tak menolak pembangunan. Tapi kami ingin warga kami dilibatkan, diberdayakan, dan jangan lupakan warga kami juga,” tutupnya.(cdp/ysp)

Terkini Lainnya

Lihat Semua