UPI Purwakarta Kenalkan Aplikasi KutaBaca, Workshop Literasi Digital di SDN 1 Kutamanah

UPI Kampus Purwakarta melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Workshop Literasi Digital dan Pengenalan Aplikasi KutaBaca di SDN 1 Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta.(Adam SUmarto/Pasundan Ekspres)
PURWAKARTA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SDN 1 Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, belum lama ini.
Kegiatan yang merupakan kolaborasi antara Program Studi Mekatronika Kecerdasan Buatan dan Program Studi Pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi ini mengusung tema,
“Implementasi dan Workshop Pemanfaatan Teknologi Perpustakaan Digital Offline sebagai Solusi Akses Informasi dan Penguatan Literasi di Daerah Terbatas Internet.”
Ketua Pelaksana Kegiatan Dewi Indriati Hadi Putri menyebutkan, tema ini sejalan dengan komitmen UPI dalam mendukung pemerataan akses literasi, khususnya di wilayah yang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur digital.
BACA JUGA: Putih Sari Kampanyekan Germas dan Bangga Kencana di Purwakarta
Kegiatan ini juga, sambungnya, mendapat dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPI, sebagai bagian dari komitmen institusi dalam memperluas jangkauan pendidikan berbasis teknologi hingga ke wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
"Sebagai bentuk konkret dari tema tersebut, tim kami menghadirkan aplikasi perpustakaan digital offline atau luring bernama KutaBaca, yang dikembangkan secara mandiri oleh mahasiswa UPI," kata Dewi saat dikonfirmasi, Kamis (7/8/2025).
Ia menjelaskan, aplikasi KutaBaca ini dirancang untuk dapat digunakan tanpa koneksi internet, sehingga sangat relevan diterapkan di lingkungan sekolah yang belum terjangkau jaringan.
"Fokus utama kegiatan ini adalah pelaksanaan workshop interaktif yang melibatkan siswa dan guru dalam pengenalan serta pemanfaatan aplikasi perpustakaan digital KutaBaca," ujarnya.
BACA JUGA: Kekurangan Armada, DPRD Purwakarta Desak Pemkab Segera Tambah Mobil Damkar
Dewi menjelaskan, sebanyak 15 siswa dari kelas 4 hingga kelas 6, serta para guru wali kelas 1 hingga 6, mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias.
Sebelum workshop dimulai, siswa terlebih dahulu mengikuti sesi pre-test untuk mengukur pemahaman awal mereka terkait konsep literasi digital dan fungsi perpustakaan digital.
Setelah sesi pembelajaran dan praktik berlangsung, kegiatan diakhiri dengan post-test untuk melihat peningkatan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa selama workshop berlangsung.
"Setiap siswa difasilitasi dengan satu perangkat laptop untuk langsung mencoba aplikasi. Mereka diajak mengenal berbagai fitur seperti pencarian buku, tampilan bacaan interaktif berbentuk flipbook, hingga menjelajahi koleksi buku digital yang ramah anak," ucap Dewi.
Pendekatan eksploratif ini, kata dia, terbukti efektif. Anak-anak tampak sangat menikmati sesi praktik. Beberapa siswa bahkan dengan cepat mampu memahami dan menjelaskan ulang penggunaan aplikasi kepada teman-temannya.
"Hasil post-test menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan, yang menjadi indikator keberhasilan metode interaktif dan hands-on dalam kegiatan ini," katanya.
Disebutkan Dewi, teknologi seharusnya mampu menjangkau lebih banyak pihak, termasuk mereka yang hidup di daerah dengan keterbatasan akses.
"Kami ingin membuktikan bahwa teknologi tidak harus bergantung pada internet untuk bisa bermanfaat. Justru dalam keterbatasan seperti inilah, solusi yang inklusif seperti KutaBaca menjadi sangat relevan. Anak-anak dan guru di sini punya semangat belajar yang luar biasa, kami hanya membantu membuka jalannya,” ujar Dewi.