Sejarah Subang Tempo Dulu di Tahun 2025! Asal Usul Subang yang Nggak Pernah Diajarkan di Sekolah!

Sejarah Subang Tempo Dulu di Tahun 2025! Asal Usul Subang yang Nggak Pernah Diajarkan di Sekolah!
PASUNDAN EKSPRES – Pernah mikir gimana Sejarah Subang tempo dulu membentuk identitas kabupaten yang kita kenal sekarang di tahun 2025? Artikel ini bakal mengajak menyelam ke masa prasejarah Subang, lalu menapaki Sejarah Subang masa Hindu, masa Islam, hingga era kolonial dan perjuangan nasionalisme. Dapet informasi otentik lewat situs resmi Pemkab Subang dan media terpercaya seperti Kompas, Pasundan Ekspres, serta Suara Subang, artikel ini bukan sekadar kompilasi ulang, tapi ulasan lengkap dan enak dibaca.
Jejak Sejarah Subang Tempo Dulu: Kapak Batu & Kebudayaan Neolitikum
Wilayah Subang sudah dihuni sejak zaman Neolitikum, terbukti lewat penemuan kapak batu bercorak megalitikum di Bojongkeding, Pagaden, Kalijati, dan Dayeuhkolot (Sagalaherang). Penemuan ini menunjukkan manusia purba di Subang hidup sebagai petani sederhana, membuka awal Sejarah Subang tempo dulu. Selain itu, situs perunggu di Kampung Engkel menegaskan perkembangan kebudayaan logam di wilayah ini.
BACA JUGA: SDN Sukarahayu di Subang Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Subang di Masa Hindu dan Kerajaan Sunda
Lanjut ke masa Hindu Subang, wilayah ini sempat berada di bawah pengaruh Kerajaan Tarumanagara, Galuh, dan Pajajaran. Buktinya, ditemukan pecahan keramik Cina di Patenggeng (Kalijati), bukti kuat adanya jalur perdagangan antara abad ke-7 hingga ke-15. Situs Nay Subanglarang—yang konon terkait nama “Subang”—juga disebut di Teluk Agung, Desa Nangerang, sebagai peninggalan era Pajajaran
BACA JUGA: Hasil Perelek, Warga RT 04 Sukamelang di Subang Kumpulkan Kas Rp 12 Juta, Untuk Kegiatan Sosial
Serbuan Islam dan Tokoh Agama Syaikh Wangsa Goparana
Sejarah Subang masa Islam mulai kentara dari abad ke-16 saat Wangsa Goparana dari Majalengka menyebarkan ajaran di Sagalaherang sekitar 1530 . Ini jadi titik penting karena membuka era baru: penyebaran Islam dan berkembangnya masyarakat agro islami di Subang.
Subang di Bawah Kolonial: VOC, Inggris, dan Belanda
Dalam masa kolonial Subang, daerah ini menjadi jalur logistik tentara Mataram ke Batavia sehingga terjadi akulturasi Jawa-Sunda. Era Inggris (Raffles 1811–1816) dan Belanda membawa sistem hak milik tanah besar (eigendomsrecht) lewat konsesi P & T Lands, menguasai 212.900 ha. Beberapa peninggalan bangunan kolonial masih terlihat, seperti Wisma Karya—dulunya tempat rekreasi elit Belanda—dan kantor P&T Lands yang kini jadi Hotel Subang Plaza.
Peninggalan Bersejarah Kolonial dan Lanud Kalijati
Salah satu peninggalan monumental di Sejarah Subang tempo dulu adalah Museum Amerta Dirgantara di Lanud Suryadarma, bekas Kamp PVA Belanda yang berdiri sejak 1914. Dekat situ juga ada Rumah Sejarah Kalijati, lokasi penyerahan kekuasaan Belanda ke Jepang pada 8 Maret 1942. Kini, patung Petter Willem Hofland di museum menjadi simbol jelas pengaruh kolonial di Subang.