Jejak Sejarah Subang Tempo Dulu yang Terkubur, Kisah Nyata di Balik Daerah Agraris Ini!

Jejak Sejarah Subang Tempo Dulu yang Terkubur, Kisah Nyata di Balik Daerah Agraris Ini!

Jejak Sejarah Subang Tempo Dulu yang Terkubur, Kisah Nyata di Balik Daerah Agraris Ini!

PASUNDAN EKSPRES – Sejarah Subang tempo dulu itu kaya dan panjang, dimulai dari masa prasejarah Subang dengan kehidupan berburu dan bertani sederhana, hingga berubah jadi pusat agraris di era Belanda. Kalau penasaran soal asal-usul Subang, siapin diri buat diajak menyusuri jejak sejarah dari penemuan artefak neolitikum, cerita rakyat tentang Ratu Subanglarang, sampai era penjajahan Belanda dengan perusahaan besar macam P&T Land. Artikel ini kupas tuntas sejarah Subang, lengkap dan gampang dipahami lewat bahasa yang gaul dan penuh warna—tapi tetap faktual. Semua data valid berdasarkan situs Kabupaten Subang, Kemdikbud, dan PasandanEkspres, per Senin, 23 Juni 2025.

 

Jejak Purba: Masa Prasejarah Subang

Kalau ngomongin Sejarah Subang, mustahil lepas dari masa prasejarah Subang. Bukti arkeologis ditemukan di beberapa titik: Bojongkeding, Kalijati, Pagaden, dan Sagalaherang. Di sana pernah ditemukan kapak batu neolitikum dan peninggalan budaya perunggu di Kampung Engkel. Hal ini membuktikan Subang udah dihuni sejak ribuan tahun lalu, penduduknya sudah mulai bercocok tanam dan membuat alat dari batu dan logam.

BACA JUGA: Geliat Bisnis Agro Ayam di Subang, Solusi Kesejahteraan dan Ketahanan Pangan

 

Era Hindu-Buddha: Subang bagian dari Kerajaan Besar

Pindah ke era Subang di masa Hindu-Buddha, wilayah ini tergabung dalam Kerajaan Tarumanagara, Galuh, dan Pajajaran. Bukti arkeologis seperti pecahan keramik Cina di Kalijati menunjukkan Subang sudah masuk jalur perdagangan antar kerajaan Asia Tenggara. Ini waktunya Subang jadi simpul kebudayaan dan perdagangan penting di Tatar Sunda.

 

BACA JUGA: Harga Sejumlah Komoditas Pangan Naik di Subang, Dampak Aksi Tolak ODOL

Asal-Usul Nama Subang: Cerita Rakyat & Versi Lainnya

Bicara soal asal-usul Subang, ada beberapa versi yang menarik. Versi paling populer mengangkat nama Subanglarang, putri Prabu Siliwangi, sebagai inspirasi nama daerah. Selain itu ada versi dari kata “suweng” (anting perhiasan) dan “kubang” (kubangan badak) yang mengalami pelafalan jadi Subang. Ada juga cerita pekerja dari Subang, Kuningan, yang menempati daerah Babakan, lalu disebut Subang. Semua versi ini memberi warna pada cerita daerah.

 

Islamisasi Subang: Era Wangsa Goparana

Sekitar tahun 1530, Islam masuk kuat di Subang lewat tokoh Wangsa Goparana dari Talaga, Majalengka. Ia membuka permukiman baru di Sagalaherang dan menyebarkan ajaran Islam—tanpa hirau terhadap agama sebelumnya—hingga membuat Subang jadi inklusif dan beragam budaya.

 

Penjajahan Belanda: Perkebunan & Infrastruktur

Memasuki era kolonial, penjajahan Belanda di Subang dimulai lewat konsesi lahan di awal 1800-an. Perusahaan P&T Land di bawah P.W. Hofland mengelola kebun kopi, teh, karet, dan tebu sejak tahun 1812. Hofland membangun jalan, jembatan, dan fasilitas pemerintahan—inti dari modernisasi Subang kala itu . Jalur kereta api juga didirikan, menghubungkan Subang jadi pusat distribusi sebelum akhirnya disebut “Kota Nanas”.


Berita Terkini