SPMB Online di Subang Kurangi Beban Sekolah

SPMB Online di Subang Kurangi Beban Sekolah

Ketua SMPB SMPN 1 Jalancagak H. Herlyana saat monitoring SPMB Online. Sistem ini sangat membantu, terutama dalam mengurangi tekanan dan beban kerja yang selama ini dirasakan pihak sekolah.(Hadi Martadinata/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) secara online yang diterapkan di SMP Negeri 1 Jalancagak, Kabupaten Subang, membawa angin segar dalam proses seleksi peserta didik baru. 

Ketua Panitia SPMB SMPN 1 Jalancagak, H. Herlyanamenyebut, sistem ini sangat membantu, terutama dalam mengurangi tekanan dan beban kerja yang selama ini dirasakan pihak sekolah.

"Kalau dulu banyak masukan dari sana-sini, banyak tekanan. Tapi dengan sistem online seperti sekarang, kita di sekolah tidak lagi terbebani jika ada anak yang tidak lulus. Karena semuanya sudah diatur oleh sistem," ujar Herlyana saat ditemui di sela-sela kegiatan monitoring pendaftaran, Senin (23/6).

Ia menegaskan, panitia sekolah kini hanya berperan dalam memfasilitasi teknis pendaftaran, bukan sebagai penentu hasil seleksi. "Panitia sekolah bisa dikatakan tidak tahu-menahu dalam hal menentukan siapa yang diterima atau tidak, karena itu semua ditentukan oleh sistem dari pusat," jelasnya.

BACA JUGA: Geliat Bisnis Agro Ayam di Subang, Solusi Kesejahteraan dan Ketahanan Pangan

Minat masyarakat terhadap SMPN 1 Jalancagak ternyata sangat tinggi. Hal ini terbukti dari jumlah pendaftar yang membeludak, khususnya melalui jalur domisili dan afirmasi.

Hingga saat ini, tercatat sebanyak 254 pendaftar melalui jalur domisili, padahal kuota yang tersedia hanya 157 siswa.

"Untuk jalur mutasi ada 12 pendaftar dari kuota 20, dan jalur afirmasi ada 119 pendaftar dari kuota 99. Jadi memang terlihat ada kelebihan peminat, khususnya di jalur domisili dan afirmasi," ungkapnya.

Namun, ia menegaskan sistem online telah mengantisipasi kelebihan pendaftar ini dengan mekanisme distribusi otomatis berdasarkan pilihan sekolah.

BACA JUGA: Harga Sejumlah Komoditas Pangan Naik di Subang, Dampak Aksi Tolak ODOL

"Nanti akan disalurkan ke pilihan kedua apabila tidak masuk ke pilihan pertama. Itu semua sudah ada dalam sistem," tambahnya.

Meskipun dari sisi sekolah tidak ada kendala berarti, Herlyana mengakui bahwa tantangan masih ada, terutama dari sisi pendaftar, khususnya orang tua.

"Masalahnya bukan di sekolah, tapi di SDM orang tua siswa. Banyak yang kurang paham teknologi, jadi sering kesulitan saat proses pendaftaran," katanya.

Beberapa orang tua bahkan masih mengandalkan pihak sekolah untuk membantu proses input data, meskipun idealnya, seluruh pendaftaran dilakukan mandiri. "Kami memang menyiapkan pendampingan, tapi karena sistem ini adalah tanggung jawab orang tua, tetap saja mereka yang harus lebih aktif," ujarnya.

Tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMPN 1 Jalancagak tak lepas dari reputasi sekolah tersebut. Herlyana menyebut, sekolah ini dikenal berprestasi di berbagai bidang, mulai dari akademik hingga non-akademik.

"Daya tarik kami adalah prestasi. Baik di bidang olahraga, seni, maupun akademik. Bahkan, beberapa siswa pernah melaju hingga ke tingkat nasional. Ini membuktikan bahwa potensi siswa kami merata di berbagai bidang," ucapnya bangga.

Salah satu orang tua siswa, Wiwin, mengaku sangat terbantu dengan sistem SPMB online. Meskipun awalnya merasa canggung karena belum terbiasa dengan teknologi, ia menilai sistem ini lebih adil dan transparan.

"Dulu suka bingung, takut ada permainan di belakang. Tapi sekarang lebih jelas, karena semua berdasarkan data dan sistem. Kita tinggal ikuti prosedur dan pastikan semua data benar," ujarnya.


Berita Terkini