Status Tanggap Darurat Segera Ditetapkan, Pergerakan Tanah di Pasirmunjul Purwakarta Faktor Geologi

RAPAT KOORDINASI: Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta menggelar rapat koordinasi bencana pergerakan tanah bersama BPBD Jawa Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana (PVMBG) hingga PT Jasa Marga di Aula Janaka pada Senin (16/6/2025).
Guna memastikan stabilitas tanah dan potensi ancaman terhadap jalur tol, pihaknya juga akan melakukan pengukuran lebih lanjut menggunakan inklinometer di tiga titik berbeda.
Pergerakan Tanah Faktor Geologi
Sementara itu, Ketua Tim Tanggap Darurat PVMBG, Iqbal Eras Putra, menyatakan bahwa area terdampak sudah berhasil dipetakan melalui pemantauan drone dan observasi langsung di lapangan.
Ia mengatakan, batas-batas kawasan rawan kini telah ditandai dan tengah diproses lebih lanjut untuk menentukan daerah relokasi.
“Untuk sementara, hasil pemeriksaan kami menunjukkan bahwa penyebab utama pergerakan tanah ini adalah faktor geologi," ujar Iqbal.
Dijelaskannya, permukaan tanah terdiri dari material lepas yang poros, sedangkan di bawahnya terdapat lapisan batu lempung yang kedap air dan licin seperti sabun bila basah.
"Kondisi geologis ini menyebabkan lapisan tanah di atas batu lempung menjadi labil, terlebih saat jenuh air akibat hujan berkepanjangan," ucapnya.
Ditanya mengenai kemungkinan kesalahan manusia atau pengaruh aktivitas lain seperti getaran dari tol terdekat, Iqbal menyebut hal itu masih perlu ditelusuri lebih jauh.
“Kalau human error seperti perubahan tata guna lahan, itu butuh penelusuran historis. Tapi sejauh ini, faktor geologi lebih dominan. Sementara untuk getaran dari jalan tol, tidak ada pengaruh signifikan karena lokasi dan arah pergerakan tanah berbeda,” katanya.
Iqbal menyebutkan, pihaknya juga tidak menemukan indikasi adanya patahan aktif di wilayah tersebut, meski struktur batu lempung menunjukkan pola-pola umum retakan yang lazim ditemukan pada jenis batuan tersebut.
Dalam proses investigasi, ia mengatakan, tim PVMBG menggunakan berbagai metode termasuk pemetaan udara dengan drone, pengecekan morfologi, serta penggalian ringan untuk melihat lapisan bawah permukaan.
“Kami menemukan bahwa lapisan bawahnya bukan tanah biasa, melainkan batu lempung. Ini memperkuat dugaan bahwa faktor geologi sangat berpengaruh pada kejadian ini,” ujar Iqbal.
Mengenai keselamatan warga, pihak PVMBG merekomendasikan pengungsian sementara hingga kondisi dinyatakan stabil. Beberapa rumah memang masih berdiri, namun, lanjut dia, dikhawatirkan pergerakan susulan bisa terjadi, terutama saat malam hari.
“Kami menyarankan warga tidak menempati rumah pada malam hari untuk sementara. Terlebih kondisi gawir atau tebing retakan kini sudah terlihat jelas dan berpotensi longsor kembali,” ucapnya.
Soal luas area yang harus direlokasi, Iqbal mengatakan masih menunggu hasil pemrosesan data lebih lanjut. Saat ini tim baru melakukan pemetaan titik secara terestrial dengan GPS, yang selanjutnya akan diolah menjadi batas zona risiko.(add/ysp)