Headline

Volume Sampah di TPS Campernik Jalancagak Meningkat, Pekerja Minta Bantuan Alat berat

TPS Campernik
MENUMPUK: Sampah menumpuk di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Campernik, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang.

SUBANG-Volume penumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Campernik, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang mengalami peningkatan yang sangat signifikan dalam beberapa minggu terakhir.

Kondisi ini membuat para pekerja kewalahan dan berharap adanya bantuan alat berat untuk mempercepat proses pengelolaan sampah.

Peningkatan volume sampah ini, menurut para pekerja di lapangan, terjadi seiring dengan gencarnya pembersihan sampah di desa-desa. Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, yang menekankan bahwa pencairan Bantuan Keuangan Desa (Bankeudes) akan dipersulit jika di desa-desa masih ditemukan tumpukan sampah, turut mendorong desa-desa untuk lebih aktif membersihkan lingkungannya. Namun, imbasnya, TPS Campernik kini kebanjiran sampah kiriman.

"Biasanya satu desa ngirim satu mobil sampah, sekarang bisa empat mobil sekaligus," ungkap Hafis salah satu pekerja di TPS Campernik, Senin (28/4/2025).

Menurut Hafis, dalam sehari, TPS Campernik bisa menerima hingga delapan mobil sampah. Dengan luas lahan yang mencapai dua hektare, pengelolaan sampah menjadi tantangan tersendiri, apalagi dengan jumlah pekerja yang hanya delapan orang. Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa seluruh proses pengelolaan masih dilakukan secara manual, tanpa dukungan alat berat seperti eskavator atau loader.

"Di sini pegawainya cuma delapan orang. Semua dikeruk pakai tangan. Tanpa alat berat, kerja jadi berat dan sampah cepat menumpuk," keluh Hafis.

Tidak hanya soal volume, tantangan juga bertambah saat musim hujan tiba. Cuaca basah membuat proses pembakaran sampah menjadi tidak maksimal. Akibatnya, sampah organik membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap, menambah beban kerja dan risiko kesehatan bagi para pekerja.

"Kalau hujan terus, pembakaran tidak normal. Sampah basah susah dibakar dan makin numpuk," tambahnya.

Kondisi ini memunculkan keprihatinan mendalam dari para pekerja TPS. Mereka berharap pemerintah daerah maupun provinsi bisa segera turun tangan untuk membantu penyediaan alat berat. Dengan adanya alat berat, tumpukan sampah bisa segera diolah atau dipindahkan dengan lebih cepat dan efisien.

Selain itu, Hafis dan rekan-rekannya juga mengingatkan bahwa tanpa langkah nyata dalam pengelolaan TPS, masalah ini bisa melebar menjadi masalah lingkungan dan kesehatan yang serius. Penumpukan sampah yang tidak terkendali berpotensi menjadi sumber penyakit, mencemari air tanah, dan merusak citra daerah, apalagi Subang kini tengah gencar mendorong sektor pariwisata dan investasi.

TPS Campernik sebenarnya dirancang sekaligus TPA bukan hanya sebagai tempat penampungan sementara. Namun dengan kondisi saat ini, fungsinya menjadi lebih berat karena harus menampung sampah dalam jumlah besar dalam waktu lama.

"Kalau terus seperti ini tanpa bantuan, lahan dua hektare pun tidak cukup. Kami butuh solusi cepat, baik itu alat berat atau tambahan tenaga," Pungkas Hafis. 

Diharapkan, pemerintah segera merespons jeritan para pekerja lapangan ini, demi mewujudkan Kabupaten Subang yang bersih, sehat, dan nyaman untuk seluruh warganya.(hdi/ysp) 

Terkini Lainnya

Lihat Semua