PASUNDAN EKSPRES - Nintendo Switch 2 dijadwalkan meluncur secara global pada 5 Juni 2025.
Sejumlah analis memprediksi bahwa perangkat handheld terbaru milik Nintendo ini akan mencatatkan diri sebagai peluncuran konsol terbesar sepanjang sejarah industri gim.
Salah satu analis menyebutkan bahwa tingginya minat pre-order Nintendo Switch 2 di Jepang menjadi indikator kuat mengapa hal ini bisa terwujud.
"Karena Jepang mewakili sepertiga dari total basis pengguna Switch secara global, maka dapat diasumsikan bahwa ada sekitar 6,6 juta unit yang telah dipesan di seluruh dunia," ungkap Pelham Smithers dari lembaga riset ekuitas di Jepang, seperti dikutip PasundanEkspres dari Video Games Chronicle, Rabu (30/4/2025).
Sebelumnya, para analis juga menyatakan bahwa Nintendo kemungkinan akan memproduksi antara enam hingga delapan juta unit konsol untuk tahap awal peluncuran.
Langkah ini dinilai sebagai upaya perusahaan dalam mencegah terjadinya kelangkaan stok saat Switch 2 dirilis ke pasaran.
Hingga artikel ini ditulis, dua peluncuran konsol terbesar masih dipegang oleh Sony dengan PS4 dan PS5.
Kedua perangkat tersebut masing-masing berhasil terjual sebanyak 4,5 juta unit dalam dua bulan pertama sejak diluncurkan ke publik.
Meski begitu, perlu diketahui bahwa PS5 sempat mengalami kendala distribusi akibat masalah pasokan selama dua tahun pertama sejak dirilis.
Apabila saat itu ketersediaan stok lebih stabil, besar kemungkinan PS5 bisa melampaui pencapaian PS4.
Namun, kemungkinan kelangkaan tampaknya tidak akan terjadi pada Nintendo Switch 2.
Pada Februari 2025, Presiden Nintendo, Shuntaro Furukawa, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah antisipatif agar stok konsol terbaru tersebut tetap tersedia.
"Saat ini kami mengambil risiko dengan langsung melanjutkan produksi demi mengakomodasi permintaan sebanyak mungkin," ujar Furukawa pada 13 Februari lalu.
Ia menambahkan bahwa Nintendo telah banyak belajar dari pengalaman saat merilis Switch generasi pertama, sehingga perusahaan kini telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengatasi potensi kendala serupa di peluncuran Switch 2.
"Sebagaimana pengalaman kami dengan Switch sebelumnya, kami memahami bahwa meningkatkan kapasitas produksi secara cepat bukanlah hal yang mudah.
Oleh karena itu, kami telah menyiapkan strategi agar dapat merespons situasi secepat mungkin," tandas Furukawa.
(zal/dbm)