Kakang Prabu Dengar Curhatan Petani Ikan Yang Minta Menteri KKP Tarik Statement Negatif Tentang Ikan Cirata

Pembina Asgas RI Ramlan Samsuri yang akrab disapa Kakang Prabu, saat berdiskusi dengan Paguyuban Petani Ikan Cirata (PPIC). ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
PURWAKARTA-Petani ikan Cirata menjerit. Ini terkait statement negatif Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono yang mengingatkan masyarakat tidak mengkonsumsi ikan dari Waduk Cirata.
Kata sang menteri, ikan di Waduk Cirata mengandung merkuri sehingga berbahaya untuk kesehatan bila dikonsumsi.
Ketua Paguyuban Petani Ikan Cirata (PPIC) Yadi Nurbahrum mengatakan, para petani ikan Cirata sangat dirugikan oleh pernyataan Menteri KKP.
"Dampaknya, harga ikan hancur, permintaan turun bahkan nyaris tidak ada. Di sini lain para petani ikan harus tetap bayar utang pakan yang sudah berjalan," kata Yadi saat dikonfirmasi, Rabu (2/7).
BACA JUGA: Ada Granat di Pagaden, Tim Jibom Brimob Langsung Gercep Penanganan
Yadi mengungkapkan, untuk mendapatkan pakan, para petani menjaminkan surat-surat berharga, sertifikat tanah, sertifikat rumah, dan lainnya. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan pakan terlebih dahulu dari agen-agen pakan.
Yadi juga telah menyampaikan kondisi ini ke berbagai pihak. Satu di antara yang langsung merespons adalah Agen Spesial Garuda Sakti (Asgas RI) yang dibina Ramlan Samsuri, akrab disapa Kakang Prabu.
"Pada Selasa, 1 Juli 2025 kemarin, kami menerima kunjungan Kakang Prabu dalam rangka monitoring lanjutan melalui forum diskusi yang digelar PPIC di Kampung Rawataal, Desa Tegaldatar, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta," ujarnya.
Yadi mengapresiasi kepedulian Kakang Prabu yang juga hadir mewakili Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional RI.
BACA JUGA: Wagub dan Sekda Jabar Akhirnya Berdamai, Akui Komunikasi Kembali Terjalin Baik
"Kakang Prabu telah mendengarkan keluh kesah para petani ikan Cirata atas statement negatif Menteri KKP. Padahal statment tersebut tidak dengan data yang ada," ucap Yadi.
Para petani ikan, sambungnya, mempunyai data sendiri yang menyebutkan kandungan merkuri sangat rendah dan ikan sangat layak dikonsumsi.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kakang Prabu yang telah mengenalkan Mikroba PA 63 Garuda termasuk mengajari cara membuatnya. Cairan ini berfungsi menjaga dan mengembalikan kemurnian ekosistem air, khususnya di Waduk Cirata," katanya.
Yadi juga berharap pihaknya bisa difasilitasi untuk dapat bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan Menteri KKP.
Dikonfirmasi terkait pertemuannya dengan PPIC, Kakang Prabu menjelaskan bahwa kedatangannya ke Cirata mengajak para petani untuk mencari solusi dan tidak perlu menyalahkan pihak manapun.
"Salah satu solusinya dengan menggunakan Mikroba PA 63 Garuda untuk memperbaiki ekosistem di Waduk Cirata untuk kembali sehat," ujar Kakang Prabu, Rabu (2/7).
Ia juga berpesan untuk tetap menjaga kondusifitas meskipun dalam kondisi seperti ini. Rencananya, PPIC akan beraudensi dengan DPRD kabupaten Purwakarta untuk menyampaikan aspirasinya.
"Saya juga mendukung rencana PPIC yang akan menggelar festival makanan olahan ikan Waduk Cirata di Kecamatan Maniis. Tujuan festival ini untuk meyakinkan dan memulihkan kembali kepercayaan masyarakat akan kondisi ikan Waduk Cirata," ucapnya.