Kamu Harus Tau, Ini Bahayanya Tambang Nikel di Raja Ampat

Kamu Harus Tau, Ini Bahayanya Tambang Nikel di Raja Ampat

Aksi damai Greenpeace soroti ancaman tambang nikel di Raja Ampat. Aktivis desak pemerintah hentikan kerusakan lingkungan dan lindungi ekowisata Papua.

PASUNDAN EKSPRES - Isu eksplorasi dan hilirisasi nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, kembali mencuat ke publik usai aksi damai yang dilakukan aktivis Greenpeace Indonesia.

Aksi itu berlangsung saat gelaran Indonesia Critical Minerals Conference & Expo di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025.

Dalam aksi tersebut, tiga aktivis Greenpeace bersama seorang perempuan asal Papua membentangkan spanduk saat Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno tengah memberikan sambutan.

Mereka menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak buruk tambang nikel terhadap lingkungan serta kehidupan masyarakat Raja Ampat.

BACA JUGA: 36 Sapi Kurban Presiden RI Dibagi di Jateng, Sekda: Bentuk Apresiasi Peternak Lokal

Salah satu orator menuding pemerintah turut bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah tersebut.

Aktivis itu juga membentangkan poster bertuliskan “What’s the true cost of your nickel?”, “Nickel mines destroy lives”, dan “Save Raja Ampat from nickel mining”.

Pemerintah Respon Kekhawatiran Aktivis

Merespons aksi tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan sedang menindaklanjuti laporan terkait aktivitas penambangan nikel di Kabupaten Raja Ampat.

BACA JUGA: Kementerian ATR/BPN Ambil Peran Strategis untuk Sukseskan International Conference on Infrastructure 2025

Sekretaris Utama KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, mengungkapkan bahwa langkah-langkah penegakan hukum telah mulai diambil oleh jajaran Deputi Gakkum.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan pihaknya akan mengevaluasi izin operasi sejumlah perusahaan tambang nikel di wilayah itu.

Ia juga membuka kemungkinan untuk memanggil para pemilik tambang dalam waktu dekat guna mendalami persoalan tersebut.

Terkait wacana pembangunan smelter nikel di Raja Ampat, Bahlil menegaskan bahwa setiap rencana industri harus melalui kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang ketat.

Ia mengingatkan bahwa Papua, sebagaimana Aceh, memiliki status otonomi khusus yang memerlukan pendekatan khusus pula dalam kebijakan pembangunan.

Dampak Serius Tambang Nikel Terhadap Lingkungan Raja Ampat

Kepala Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik, menyoroti ancaman serius aktivitas tambang terhadap keanekaragaman hayati dan keberlangsungan ekowisata di Raja Ampat.

Wilayah ini dikenal sebagai salah satu kawasan dengan kekayaan biota laut tertinggi di dunia, mencakup sekitar 75 persen spesies terumbu karang global, 1.400 jenis ikan karang, serta 700 spesies moluska.


Berita Terkini

Tengok saja, bagaimana Presiden Prabowo menyambut Megawati seperti menyambut saudara yang telah lama tak bersua. (Dok Setneg)

Pojokan 255: Ketemu

11 jam yang lalu