Bulog dan Pemda Pastikan Cadangan Pangan di Subang Aman

CEK STOK PANGAN: Pimpinan Cabang Bulog Subang, Djoko Purnomo saat mengecek ketersediaan cadangan pangan di gudang penyimpanan.
SUBANG-Perum Bulog Kantor Cabang Subang memastikan bahwa ketersediaan cadangan pangan di Kabupaten Subang tahun 2025 dalam kondisi aman. Bahkan, jumlah stok yang dikelola berpotensi meningkat hingga mencapai 61.000 ton, jauh di atas rata-rata tahunan yang sebelumnya berkisar di angka 20.000 ton.
Pimpinan Cabang Bulog Subang, Djoko Purnomo, mengungkapkan pihaknya beberapa kali melakukan penyesuaian target cadangan pangan tahun ini.
“Sekarang target kita dikonsolidasikan secara digital nasional, awalnya kami ditargetkan sekitar 55.612 ton, dan kini berpotensi mencapai 100 persen. Dengan optimalisasi kapasitas gudang, kami bisa maksimalkan hingga 61.000 ton,” ujarnya.
Djoko menyebut, stok ini mengalami lonjakan signifikan dibandingkan tahun 2024, yang saat itu masih di kisaran 16.000 ton.
BACA JUGA: Soal Kebijakan 50 Siswa dalam Satu Kelas, Kualitas Pendidikan Terancam Menurun
“Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, ini hampir tiga kali lipat dari kapasitas rata-rata kami,” terangnya.
Secara nasional, lanjut Djoko, cadangan beras pemerintah (CBP) juga dalam kondisi sangat memadai.
“Dari laporan pusat terakhir, stok nasional sudah di atas 4 juta ton, jadi masyarakat tidak perlu khawatir soal ketersediaan pangan,” tegasnya.
Djoko menjelaskan, Bulog tidak hanya mengelola beras, tapi juga komoditas pangan lain seperti gula, minyak goreng, dan tepung terigu.
BACA JUGA: Mengenal Big House, Simbol Kekuasaan Tuan Tanah Subang Era Kolonial
Namun distribusi untuk komoditas tersebut biasanya disesuaikan dengan kebutuhan nasional dan program pemerintah.
“Produk-produk tersebut sifatnya situasional dan berdasarkan permintaan dari pusat. Kalau ada program nasional atau kegiatan pasar murah, baru kami salurkan,” ucapnya.
Terkait informasi publik, Djoko menuturkan bahwa masyarakat bisa mengakses data cadangan pangan melalui website dan media sosial resmi Bulog. Untuk Subang, informasi juga rutin disampaikan dalam forum-forum seperti rapat dengan DPRD.
Namun, ia menegaskan bahwa distribusi pangan terutama untuk bantuan sosial dilakukan dengan sistem yang terkontrol, tidak dijual bebas langsung dari gudang.
“Kalau untuk bantuan pangan, biasanya melalui mekanisme CPP (Cadangan Pangan Pemerintah) atau SPAP. Distribusinya tidak bisa sembarangan karena harus sesuai prosedur dari pusat maupun daerah,” jelasnya.
Bulog Subang sendiri hanya bertugas menyimpan dan merawat stok pangan. Penyaluran dilakukan oleh instansi teknis seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Sosial, terutama saat terjadi bencana alam atau rawan pangan.
Dalam menjaga kualitas stok, Bulog Subang menerapkan prosedur standar operasional (SOP) ketat, termasuk pengendalian hama dan pengawasan berkala dari gudang.
“Kami kontrol harian dan lakukan penyemprotan rutin setiap bulan. Jika ada laporan kerusakan dari kepala gudang, langsung kita tindak,” ungkap Djoko.