Supianto Purna Pekerja Migran Indonesia Asal Compreng, Berhasil Memproduksi Pot Bunga Berbahan Sampah  Pempers, Bernilai Ekonomi Tinggi

Supianto Purna Pekerja Migran Indonesia Asal Compreng, Berhasil Memproduksi Pot Bunga Berbahan Sampah  Pempers, Bernilai Ekonomi Tinggi

Supianto purna pekerja migran Indonesia asal Desa Compreng yang berhasil mengembangkan pengolaham sampah pampers menjadi "Pot Bunga" bernilai ekonomi tinggi/Dadan Ramdhan

Dan akhirnya mengikuti Program Pengembangan Masyarakat dari PT. Pertamina EP, dengan nama “PURNAMA SUBANG”. 

Sebuah program, pengambangan masyarakat khususnya para purna pekerja migran Indonesia, yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk terus dikembangkan, menjadi sebuah usaha mandiri, juga mampu menularkan keahlian itu kepada masyarakat lainnya, seperti pelajar, perangkat desa dan masyarakat lainnya.

“Ya kadang, saya diundang untuk mempresentasekan, Tehnik dan cara membuat pot bunga, berbahan dasar sampah pampers ini,’ katanya.   

Supi menyebutkan, bahan-bahan dasar pembuatan pot bunga itu  antara lain,  pempers bekas, semen sebagai pengikat dan air.

Soal tehnik mengumpulkan, mencari sampah pampers itu, dibuatlah  bank pempers bekas,  pengumpulan dari  sukarelawan dan masyarakat.

Cara pembuatan pot bunga  itu sambung Supi, pertama, pampers yang telah terkumpul dalam satu wadah, dibersihkan dari kotoran dan jelly yang menempel di pampers itu. Kemudian dijemur hingga kering.

Lalu sudah mengering, digunting  menjadi  beberapa potongan kecil, kemudian dibilas   ulang hingga bersih, dan siap diproses, menjadi pot bunga.

“Kalau pot bunga itu, bahannya satu pot satu pampers, tidak butuh waktu lama, hanya tiga jam, kalau cuacanya panas, satu pot bunga sudah terbentuk. Jadi kalau sedang ada pesanan, dalam satu hari, kita mampu membuat 300 pot bunga berukuran kecil, kalau pesanannya hanya pot kecil saja, harganya juga murah hanya Rp 5.000 sampai Rp 10.000/pcs,” kata Supi.    

Selain pot bunga yang kecil, Supi juga memproduksi pot bunga besar, berdiameter sektar 50 cm.

Dan untuk pot bunga berukuran sedang dan besar, harga jual mencapai Rp 200.000 hingga Rp 300.000/psc. 

Karena membutuhkan jumlah pampers yang banyak dan semen juga kebutuhannya  disesuaikan dengan ukuran pot bunga tersebut.

"Semakin banyak bahan pampersnya, ukuran pot bunga itupun semakin besar," tuturnya.

Saat ditanya soal market dan pangsa pasar, Supi mengatakan, hasil produksinya dijual di kios, ke sekolah- sekolah, ibu-ibu rumah tangga, serta konsumen lainnya. 

Dengan keberhasilannya itu, diapun mengajak kepada generasi muda, pelajar, juga para purna pekerja migran Indonesia, agar mau mengembangkan usaha   ekonomi kreatif ini,  yaitu,  membuat sesuatu produk itu harus dari bahan yang unik dan susah. Karena akan memperoleh nilai ekonomi tinggi dan sulit di jiplak orang lain. 

"Sehingga pasar bisa kita kuasai. Ingat selalu berinovasi yang berkelanjutan sehingga nilai produk yang kita buat juga terus naik menyesuaikan kualitas produk itu sendiri," tukasnya.(dan)


Berita Terkini