Perang dan adu strategi untuk memuluskan kepentingan. Juga merebut atau melanggengkan kekuasaan.
Entah siapa yang menjadi pemenang. Sebab tak selamanya yang menang menjadi pemenang. Kita berperang diantara kita sendiri.
Lupa ada yang lebih besar untuk dilawan. Korupsi contohnya. Kerapuhan etika diri, demokrasi dan hukum. Kita belum Merdeka dari itu semua. Juga masih terjajah pada yang lainnya.
Untuk melawan korupsi perlu kekuasaan. Dan kekuasaan perlu menyatukan kepentingan. Sayangnya penyatuan kepentingan itu bukan untuk melawan korupsi. Tapi untuk merebut kekuasaan.
Maka yang tak sama adalah lawan. Yang tak bisa dibeli dan diiming-diimingi. Juga yang selalu kritis. Kekuasaan adalah piala dari kurusetra politik kepentingan.
Bung Karno bersabda; kemerdekaan hanyalah jembatan emas untuk mengantarkan tujuan yang lebih luhur.
Tujuan yang belum pernah terwujud; masyarakat adil, makmur, gemah ripah, loh jinawi. Dan berdaulat, bermartabat, beradab.
Bukan mewujudkan kemakmuran segelintir. Menggemahripahkan sekelompok.
Tapi gemah ripah. makmur, adil, dan keadaban untuk semua manusia yang yang berdarah Indonesia. Sejak dalam kandungan sampai keliang lahat.