Peran Dosen dan Mahasiswa Teknik Mesin POLSUB dalam Mendukung Aktualisasi Kampus Berdampak

Nurizzi Rifqi Ferdian Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Subang.
Salah satu terobosan terbaru dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) adalah perubahan dari program Kampus Merdeka menjadi Kampus Berdampak. Hal tersebut bukan semata - mata karena bergantinya seorang Menteri di Kemdiktisaintek, namun sebuah program pemerintah yang ingin melanjutkan program sebelumnya yang dipimpin oleh Nadiem Makarim yaitu, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi program Kampus Berdampak.
Program unggulan dari Menteri Brian Yuliarto yang ingin menjadikan Kampus, baik PTN maupun PTS, yang lebih berdaya dan berdampak langsung kepada Masyarakat di sekitar kampus, dunia usaha dan dunia industri melalui riset dan inovasi yang dihasilkan oleh Kampus.
Sebagai salah satu Dosen yang berhombase di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Subang dann sering bergaul dengan para Dosen serta Mahasiswa, saya melihat bahwa Dosen dan mahasiswa di sini memiliki peran yang sangat strategis dan fundamental dalam mendukung program Kampus Berdampak dari Kemdiktisaintek. Para Dosen di POLSUB memiliki beberapa riset dan juga inovasi melalui alat – alat Teknologi Tepat Guna (TTG) yang bisa mendukung transisi menuju energi terbarukan.
Dengan kata lain, para Dosen dan mahasiswa tidak hanya ahli di bidang Mesin, tetapi juga menjadi agen perubahan yang akan mampu mengarahkan teknologi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan melalui pengembangan dan adopsi alat-alat teknologi berbasis energi terbarukan.
BACA JUGA: Sikap Pejabat Pengawas Menjawab Tantangan Di Era Digital
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin POLSUB yang memiliki basis pendidikan vokasi sangat menekankan kepada penguasaan keterampilan teknis dan problem solving berbasis industri dan usaha. Melalui kurikulum yang selaras dengan kebutuhan industri dan usaha, Dosen dan Mahasiswa melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat) terus berupaya untuk berperan aktif dalam mendukung energi terbarukan, baik dari sisi inovasi TTG maupun pemberdayaan masyarakat di sekitar Kampus.
Hingga saat ini, sudah banyak TTG yang dihasilkan oleh Dosen dan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin POLSUB, baik melalui penelitian maupun pengabdian kepada Masyarakat. Beberapa peran konkret Dosen dan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin POLSUB yang sudah diterapkan dan digunakan Masyarakat dalam mendukung energi terbarukan, antara lain adalah;
1. Agen Riset Inovasi dan TTG
Dosen membekali mahasiswa dengan kompetensi teknis yang aplikatif dalam bidang Computer-Aided Design (CAD), desain mekanik, termodinamika, konversi energi, ataupun manajemen sistem mekanis. Dosen dan Mahasiswa melalui Riset dan Pemberdayaan berbasis Masyarakat terlibat terlibat langsung dalam pengembangan komponen mesin yang lebih efisien dan ramah lingkungan, seperti TTG Pengering Sale Pisang yang diaplikasikan di UMKM Rasa Alami untuk meningkatkan kapasitas produk. Alat tersebut didesain dan dirancang langsung oleh mahasiswa melalui pengawasan Dosen untuk dihibahkan ke Masyarakat di Desa Cijengkol, Kec. Serangpanjang, Kab. Subang.
BACA JUGA: Learning by Doing: Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan
Para Dosen mengklaim bahwa Inovasi tersebut memfasilitasi peningkatan volume produksi sebesar 55% yaitu dari 1,2 ton pada bulan Oktober 2023 menjadi 1,8 ton pada bulan November 2023. Sebelumnya, pemilik Sale Pisang melakukan proses penjemuran sale pisang secara manual dan bergantung pada kondisi cuaca serta ketersediaan lahan.
Dengan adanya TTG Oven ini, peningkatan pun bisa terwujud setelah pemilik Sale Pisang menggunakan pengeringan pisang menggunakan oven yang bisa diatur suhu dan waktunya ketika memanggang. Sehingga, hasilnya akan tetap sama dengan pisang yang dijemur. Dengan kata lain, dampak besar diraakan oleh pemilik Sale Pisang karena mereka bisa terus memproduksi walaupun di musim hujan.
2. Kontributor Penelitian Terapan dan Usaha Masyarakat
Dengan bekal teori pengetahuan yang diperoleh di kelas serta praktik di laboratorium ataupun bengkel, mahasiswa bisa mendesain dan merancang sistem energi yang optimal untuk skala rumah tangga maupun industri. Seperti Mesin Roaster Kopi yang telah dihibahkan kepada UMKM Kopi Waglo di Kp. Bukanagara Kel. Cupunagara, Kec. Cisalak, Kab. Subang, Jawa Barat untuk mengolah biji kopi.
Para Dosen melihat bahwa kebanyakan pengusaha Kopi masih menggunakan drum roaster untuk menyangrai kopi mereka. Bahkan banyak dari hasil kopi yang berbau smokey dan memiliki kematangan yang tidak merata. Melalui penelitian terapan, Dosen dan Mahasiswa menciptakan Mesin Roaster Kopi dengan Metode Hot Air untuk memenuhi kebutuhan dan mengurangi masalah yang dihadapi oleh UMKM Kopi Waglo.
Inovasi mesin roaster kopi dengan metode hot air ini menggunakan sistem kontrol suhu dan artisan monitoring. Salah satu kelebihan mesin tersebut adalah menggunakan udara panas untuk menyangrai kopi. Prinsip kerja mesin ini dimulai dari pipa yang dipanaskan oleh api yang menyebabkan suhu naik. Kemudian, di dalam pipa tersebut dihembuskan udara sehingga terjadi perubahan suhu udara, dan proses inilah yang dimanfaatkan untuk proses roasting. Kemudian, untuk mencapai level kematangan yang merata maka dibutuhkan pengadukan secara merata.
Dengan kata lain, pengadukan yang dilakukan oleh mesin roasting hot air ini memanfaatkan udara yang dihembuskan oleh blower bertekanan tinggi sehingga dapat memutar kopi yang berada di dalam tabung roaster. Bahkan, para Dosen juga mengklaim bahwa mesin mereka tidak hanya menghasilkan kematangan biji kopi yang sempurna, namun struktur dan rancangan alat ini sangat mudah untuk dibawa sehingga dapat menjangkau setiap lokasi. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa dampak dari pembuatan mesin tersebut bisa menjadi contributor bagi UMKM untuk mempercepat produksi kopi dan meningkatkan usaha penjualan mereka.