Pancasila, Kompas Kemajuan Subang

A. Fauzi Ridwan Anggota DPRD Kabupaten Subang – Fraksi PKB.
Oleh: A. Fauzi Ridwan
Anggota DPRD Kabupaten Subang – Fraksi PKB
Setiap 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Bagi sebagian orang, peringatan ini mungkin hanya menjadi rutinitas tahunan. Namun bagi kita yang berada di tengah denyut nadi pembangunan daerah, Pancasila harus dimaknai sebagai kompas—penunjuk arah untuk menjaga persatuan dan mengarahkan kemajuan.
BACA JUGA: Pojokan 254: 1 Juni 2025
Pancasila bukan sekadar dasar negara, melainkan fondasi etis dan filosofis dalam merumuskan arah pembangunan nasional maupun daerah. Di Kabupaten Subang, nilai-nilai Pancasila begitu relevan.
Subang adalah wilayah yang memiliki kekayaan geografis dan budaya yang luar biasa: dari pegunungan di selatan, daratan pertanian di tengah, hingga wilayah pesisir di utara. Keragaman ini tercermin pula dalam keberagaman masyarakatnya—baik secara etnis, budaya, maupun pola kehidupan.
Kini, Subang memasuki babak baru pembangunan. Geliat industri manufaktur mulai terasa, pelabuhan internasional Patimban sedang dikembangkan, dan konektivitas infrastruktur meningkat signifikan. Urbanisasi juga mulai membentuk pola masyarakat baru, terutama di wilayah tengah dan utara Subang.
Namun dalam euforia pembangunan ini, kita tidak boleh melupakan nilai-nilai dasar yang telah membentuk bangsa ini. Semangat gotong royong, keadilan sosial, dan penghargaan terhadap kemanusiaan harus tetap menjadi ruh dalam setiap kebijakan.
BACA JUGA: Pojokan 253: Partai Fatalis-Oportunis
Pancasila mengajarkan kita agar pembangunan tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan kesejahteraan merata dan tidak meninggalkan kelompok manapun.
Subang selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional. Identitas agraris ini tidak boleh luntur di tengah derasnya industrialisasi. Sektor pertanian, terutama sawah dan produksi padi, harus tetap menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan. Pembangunan industri dan pelabuhan harus berjalan seiring dengan modernisasi pertanian, bukan menggantikannya.
Sebagai anggota DPRD Subang, saya meyakini bahwa tantangan ke depan akan semakin kompleks. Di sinilah peran Pancasila semakin penting: sebagai titik temu antara kemajuan dan keadilan, antara tradisi dan modernitas.
Tugas kita bukan hanya menjaga semangat Pancasila tetap hidup, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kebijakan, pelayanan publik, dan budaya politik yang berkeadaban.
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini seharusnya menjadi pengingat bahwa pembangunan yang berpihak pada rakyat hanya akan terwujud jika seluruh elemen masyarakat—pemerintah, swasta, tokoh agama, pemuda, petani, dan buruh—bersatu dalam semangat gotong royong, sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila.
Subang memiliki potensi besar untuk menjadi daerah maju dan inklusif. Dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar pijakan, saya yakin Subang bisa tumbuh menjadi kabupaten yang sejahtera tanpa kehilangan jati diri.
Dirgahayu Pancasila!