Video Seorang Suami Ngamuk dan Viral, RSUD Cibabat Bantah Tuduhan Kelalaian

Video Seorang Suami Ngamuk dan Viral, RSUD Cibabat Bantah Tuduhan Kelalaian

Video yang beredar memperlihatkan petugas kesehatan sedang melakukan tindakan

CIMAHI - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria meluapkan amarah di ruang IGD RSUD Cibabat kembali memicu sorotan terhadap kualitas layanan kesehatan publik.

Dalam video berdurasi sekitar 90 detik itu, pria tersebut menangis dan menuding adanya keterlambatan penanganan terhadap istrinya yang akhirnya meninggal dunia.

Namun, pihak RSUD Cibabat membantah tudingan kelalaian. Direktur Utama RSUD Cibabat, dr Sukwanto Gamalyono, menyatakan bahwa semua tindakan medis telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

“Kami memahami kondisi emosional keluarga dalam situasi krisis seperti ini. Namun, dugaan keterlambatan penanganan tidak sesuai dengan fakta medis di lapangan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (1/7/2025).

BACA JUGA: Ada Granat di Pagaden, Tim Jibom Brimob Langsung Gercep Penanganan

Sukwanto menjelaskan bahwa pasien dirujuk ke RSUD Cibabat pada 27 Juni 2025 setelah sebelumnya menjalani perawatan di beberapa fasilitas kesehatan lainnya.

Setibanya di IGD, pasien langsung mendapat penanganan awal dan kemudian dirawat di ruang perawatan Kelas III.

Selama dua hari pasien berada dalam pemantauan intensif. Pada 29 Juni, kondisinya memburuk dan tim medis segera melakukan tindakan penyelamatan, termasuk resusitasi jantung paru (RJP). Sayangnya, nyawa pasien tidak tertolong.

“Seluruh prosedur telah dijalankan sesuai standar operasional (SOP) rumah sakit,” tegas Sukwanto.

BACA JUGA: Wagub dan Sekda Jabar Akhirnya Berdamai, Akui Komunikasi Kembali Terjalin Baik

Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak rumah sakit akan melakukan audit klinis terhadap seluruh proses penanganan pasien.

Ia juga menyampaikan duka cita atas meninggalnya pasien dan berharap keluarga diberi ketabahan.

Lebih lanjut, RSUD Cibabat mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, karena potongan video yang beredar tidak menggambarkan keseluruhan proses medis.

“Jika dalam pelayanan kami terdapat hal-hal yang dirasa kurang optimal, kami mohon maaf dan akan menjadikannya bahan evaluasi,” tambah Sukwanto.

Diketahui, pasien bernama Ulfa Yulia Lestari (30), warga Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

Ia sebelumnya mengidap penyakit radang usus dan tumor jinak.

Dalam video yang viral, sang suami tampak emosional dan menyebut telah beberapa kali meminta agar cairan di perut istrinya segera disedot, namun merasa tidak mendapat respons cepat dari perawat.

Ia juga menyinggung adanya dugaan diskriminasi terhadap pasien pengguna BPJS.


Berita Terkini