Tasikmalaya – Sekitar 400 siswa dari berbagai jenjang pendidikan di Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, dilaporkan mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Rabu malam, 30 April 2025.
Hingga Jumat pagi, 2 Mei 2025, sebanyak sembilan siswa masih menjalani perawatan intensif di sejumlah fasilitas kesehatan.
Sementara puluhan lainnya, termasuk 18 siswa yang sempat dirawat di puskesmas, kini dalam proses pemulihan di rumah masing-masing.
Para siswa mengeluhkan gejala seperti mual, muntah, pusing, hingga diare. Menanggapi insiden tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi dan langsung mengerahkan tim ke lapangan untuk melakukan verifikasi serta berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan.
“Sebagian besar siswa mengalami gejala ringan dan sudah ditangani. Namun untuk memastikan penyebabnya, kami masih menunggu hasil laboratorium dari sampel makanan yang telah dikirimkan,” jelas Dadan usai upacara peringatan Hardiknas.
Dadan menambahkan, penyelidikan harus dilakukan secara menyeluruh karena korban berasal dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama. Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab sebelum hasil investigasi keluar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dr Heru Suharto, menjelaskan bahwa tim surveilans telah diturunkan ke lokasi kejadian untuk menelusuri sumber dugaan keracunan serta mengambil sampel makanan dari program MBG.
“Pengiriman sampel telah dimulai dan kami berharap hasil pemeriksaan laboratorium bisa segera diperoleh,” kata dr Heru.
Terkait kelanjutan program MBG, Dadan menegaskan bahwa kewenangan tersebut berada di luar Dinas Pendidikan. Meski begitu, ia menyarankan agar pelaksanaan program serupa dievaluasi secara menyeluruh demi mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Peristiwa ini memicu perhatian serius dari masyarakat serta pemerintah daerah, terutama dalam hal standar keamanan dan kebersihan makanan yang disajikan dalam program sekolah. Pemerintah daerah berharap hasil investigasi yang komprehensif dapat segera memberikan kepastian bagi semua pihak. (Disway/idr)