Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Bicara Hubungan dengan Presiden Terpilih Prabowo

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Bicara Hubungan dengan Presiden Terpilih Prabowo

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Bicara Hubungan dengan Presiden Terpilih Prabowo. dalam Program Ngobrol Seru: IDN Times x Total Politik di The Plaza IDN Media HQ, Jakarta, Selasa 4 Juni 2024.

PASUNDAN EKSPRES - Dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh IDN Times x Total Politik di The Plaza IDN Media HQ, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan berbicara panjang lebar tentang berbagai isu, termasuk hubungan profesionalnya dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan pandangannya mengenai pengabdian kepada negara. Acara yang diberi tajuk "Ngobrol Seru" ini berlangsung interaktif dan penuh wawasan, memberikan gambaran yang jelas tentang pandangan Luhut terhadap situasi politik dan peran institusi di Indonesia.

 

Luhut membuka diskusi dengan menekankan pentingnya menghormati institusi negara, terlepas dari perasaan pribadi. “Itu kan ini kita harus menghormati institusi, kita suka nggak suka ya harus ikut,” kata Luhut dengan tegas. Ia kemudian menyinggung hasil pemilihan presiden baru-baru ini yang menetapkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia yang baru. “Kan 96 juta jiwa milih Pak Prabowo dan dia menjadi presiden Indonesia selanjutnya,” lanjutnya.

 

BACA JUGA: Profile Velerina Daniel & Ardianto Wijaya yang Jadi Moderator Debat Capres 2024

Luhut tidak menutupi kedekatannya dengan Prabowo di masa lalu, namun ia menegaskan bahwa hubungan mereka kini berubah. “Hubungan pribadi saya sama beliau saya hormati betul tapi, hubungan saya sama Prabowo sudah tidak pribadi lagi, karena beliau sudah menjadi presiden Indonesia, saya harus mengikuti institusi,” ungkap Luhut. Ketika ditanya lebih lanjut mengenai dinamika hubungan mereka, Luhut menambahkan, “Terus kata Prabowo ‘nggak bisa gitu, Pak!’ lalu saya jawab, ‘nggak bisa kita beda-beda’. Jadi saya tetap menghormati beliau sebagai Presiden Indonesia dan Panglima Tertinggi untuk TNI.”

 

Luhut mengakui bahwa kedekatan mereka sebelumnya sering diwarnai dengan canda dan permainan, namun kini keadaan telah berubah. “Ya walaupun dulunya suka bermain, suka guyonan, namanya juga Mistery of Life, sekarang kan jadi atasan saya, padahal kan dulu junior saya,” katanya sambil tersenyum mengenang masa-masa tersebut.

 

BACA JUGA: Jelang Debat TKN Prabowo-Gibran Kumpulkan Aktivis 98

Selain itu, Luhut juga berbicara tentang konsep pengabdian yang tidak harus terbatas pada jabatan menteri. “Kalau masalah kabinet, juga saya kan berkali-kali bilang, masalah pengabdian itu kan nggak harus jadi menteri, bisa di mana saja dan bisa apa saja,” ujar Luhut. Ia menegaskan bahwa pengabdian kepada negara dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan di berbagai tempat, tidak terbatas pada posisi atau jabatan tertentu. Pandangan ini menunjukkan fleksibilitas dan kesediaannya untuk melayani negara dalam kapasitas apapun yang dibutuhkan.

 

Acara Ngobrol Seru ini memberikan kesempatan kepada Luhut untuk berbicara langsung kepada masyarakat, menjelaskan posisinya dan pandangannya dalam suasana yang lebih santai dan informal. Pertanyaan-pertanyaan dari audiens pun dijawab dengan lugas dan transparan, memperlihatkan sisi lain dari seorang Luhut yang jarang terekspos di media.

 

Dalam acara ini, Luhut juga menyinggung berbagai program dan inisiatif di bidang kemaritiman dan investasi yang telah ia canangkan selama menjabat sebagai Menko Marves. Ia menjelaskan tentang pentingnya pembangunan infrastruktur maritim yang berkelanjutan dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. “Kita ini negara maritim, potensi kita besar sekali. Tapi tanpa infrastruktur yang memadai, sulit bagi kita untuk memaksimalkan potensi tersebut,” ujar Luhut.

 

Luhut juga membahas mengenai upaya pemerintah dalam menarik investasi asing dan domestik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. “Investasi itu kunci. Kita harus menciptakan iklim yang kondusif agar investor merasa aman dan nyaman untuk menanamkan modalnya di Indonesia,” katanya. Ia menekankan bahwa perbaikan regulasi dan birokrasi merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut.

 


Berita Terkini