Durasi Puasa di Berbagai Belahan Dunia: Ada yang Cuma 1 Jam

Durasi Puasa di Berbagai Belahan Dunia: Ada yang Cuma 1 Jam

Durasi Puasa di Berbagai Belahan Dunia: Ada yang Cuma 1 Jam (Image From: Pexels/Gül Işık)

Seorang pemandu wisata asal Indonesia, Lalu Satria Malaca, pernah berbagi pengalamannya menjalankan puasa singkat di Murmansk melalui media sosial.

Dalam unggahannya, ia menunjukkan bagaimana waktu Subuh, Magrib, dan Isya berlangsung dalam waktu yang berdekatan.

Namun, pada Ramadan tahun ini, umat Muslim di Murmansk mengikuti durasi puasa standar sekitar 12-13 jam, mengikuti waktu puasa di negara dengan keseimbangan siang dan malam yang lebih stabil.

Mengapa Durasi Puasa Berbeda-beda?

Durasi puasa dihitung dari terbitnya fajar (Subuh) hingga tenggelamnya matahari (Magrib). Pergantian waktu ini dipengaruhi oleh rotasi dan revolusi bumi yang menyebabkan panjang siang dan malam berbeda di setiap wilayah.

Di sekitar garis khatulistiwa (Indonesia, Malaysia, Arab Saudi): Durasi siang dan malam relatif sama sepanjang tahun.

Di negara yang jauh dari khatulistiwa (Eropa Utara, Rusia, Kanada): Selama musim panas, siang lebih panjang, sehingga durasi puasa lebih lama. Sebaliknya, saat musim dingin, malam lebih panjang, membuat durasi puasa lebih pendek.

Di daerah ekstrem (Kutub Utara & Kutub Selatan): Matahari bisa tidak terbenam atau tidak terbit sama sekali selama berbulan-bulan, sehingga waktu puasa harus disesuaikan.

Durasi puasa di bulan Ramadan sangat bervariasi di berbagai belahan dunia, tergantung pada letak geografis dan fenomena alam.

Namun, dengan fleksibilitas yang diberikan dalam Islam, umat Muslim di daerah-daerah ekstrem dapat menyesuaikan waktu puasa mereka agar tetap dapat menjalankan ibadah dengan optimal.

Terlepas dari panjangnya waktu berpuasa, esensi dari Ramadan tetaplah sama: meningkatkan ketakwaan, disiplin, dan kepedulian terhadap sesama.

(ipa)


Berita Terkini