94 Laki-laki Penyuka Sesama Jenis Terjangkit HIV Selama Januari hingga Juni 2025

SUBANG-Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat adanya peningkatan jumlah kasus HIV di kalangan komunitas berisiko tinggi, salah satunya kelompok laki-laki penyuka sesama jenis.
Hingga Juni 2025, terdapat 94 orang dalam kelompok ini yang terkonfirmasi positif HIV, sebagian besar teridentifikasi melalui aktivitas mereka di grup Facebook komunitas gay.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi menyebutkan, dari estimasi 6.000 orang anggota komunitas laki suka laki (LSL) di Subang, baru 1.098 orang yang berhasil dijangkau oleh pihaknya secara langsung, dengan data lengkap nama dan alamat. Dari jumlah tersebut, 94 orang dinyatakan positif HIV.
“Rata-rata mereka masih muda, usianya di bawah 30 tahun. Sebagian besar sudah menjalani pengobatan antiretroviral (ARV),” kata dr. Maxi saat ditemui di Dinas Kesehatan Subang, Rabu (9/7/2025).
BACA JUGA: Universitas Mandiri Makin Diminati, Pendaftar Tahun Akademik 2025/2026 Sudah Tembus 600 Orang
Lebih lanjut, dr. Maxi mengungkapkan, hingga pertengahan tahun 2025 ini, Subang mencatat total sekitar 3.800 kasus HIV, dengan kelompok paling rentan adalah pekerja seks komersial (PSK), laki-laki penyuka sesama jenis, transgender, serta pengguna narkoba suntik.
“Dulu pengobatan ARV hanya tersedia di RSUD, tapi sekarang layanan PDP sudah ada di beberapa puskesmas. Di Puskesmas Pamanukan misalnya, ada 500 pasien aktif menjalani terapi ARV. Di Puskesmas Jalancagak tercatat 98 pasien,” ujarnya.
Meski kasus HIV tergolong tinggi, dr. Maxi menegaskan, penyakit ini tidak mudah menular.
“HIV tidak menular lewat interaksi sosial seperti bersalaman, berbagi toilet, atau makan bersama. Penularannya hanya lewat tiga jalur yaitu hubungan seksual berisiko, penggunaan jarum suntik bersama, dan dari ibu ke anak,” jelasnya.
BACA JUGA: SUBANG DOELOE: Jasa Besar Bupati Atju Syamsudin untuk Subang
Untuk menekan angka penularan, Dinas Kesehatan Subang mengedepankan pendekatan edukatif melalui strategi ABCDE.
Abstinen (tidak melakukan hubungan seksual bagi yang belum menikah), Be faithful (setia pada pasangan), Condom (gunakan kondom jika tidak bisa A dan B), Don’t do drugs (hindari narkoba) dan Education (pengetahuan menyeluruh tentang risiko dan dampak HIV/AIDS)
“Orang harus tahu bahwa HIV bukan hanya soal seks atau narkoba, tapi juga soal tanggung jawab terhadap diri sendiri dan keluarga. Edukasi adalah kunci membangun imunitas sosial terhadap perilaku berisiko,” pungkas dr. Maxi.
Diberitakan sebelumnya, belakangan ini publik Subang diramaikan oleh temuan sejumlah grup komunitas gay Subang di platform facebook. Satu diantaranya bahkan memiliki member hampir sebanyak 4000 orang.
Berdasarkan pantaun Pasundan Ekspres grup tersebut sering kali menjadi media untuk membernya dalam mencari pasangan sesama jenis, bahkan hingga menjadi tempat untuk mencari partner berhubungan seksual.
Keberadaan komunitas tersebut sontak membuat publik melontarkan berbagai reaksi. Hal ini dapat dilihat pada salah satu unggahan media mengenai kabar itu.
Banyak dari mereka yang marah dan mengaku resah dengan keeksistensian dari komunitas tersebut di kota mereka.
Adapun salah satu warganet, Fajar Arif yang memohon kepada Bupati Subang agar dapat memberikan respon terhadap fenomena tersebut.