Kolong Flyover Pamanukan Subang Kumuh, Perlu Ditata untuk Fasilitas Publik

Kolong Flyover Pamanukan Subang Kumuh, Perlu Ditata untuk Fasilitas Publik

KUMUH: Kondisi bawah flyover Pamanukan yang kumuh. Dengan penataan yang tepat, kawasan ini bisa lebih bermanfaat bagi publik.

SUBANG-Kondisi bawah flyover Pamanukan yang semrawut dan penuh coretan dinding atau graffiti dikeluhkan warga. Alih-alih menjadi ruang publik yang fungsional dan estetis, kawasan strategis di jalur Pantura itu kini dinilai kumuh, tidak tertata, dan jauh dari kesan ramah lingkungan.

Ahmad Hidayat, salah seorang warga Pantura, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Menurutnya, keberadaan flyover yang seharusnya menjadi simbol kemajuan infrastruktur justru berubah menjadi titik yang merusak pemandangan kota.

“Kami sebagai warga sangat menyayangkan kondisi di bawah flyover yang seperti dibiarkan. Banyak pedagang berjejer tanpa tatanan, graffiti di mana-mana, dan tidak ada konsep penataan yang jelas. Jadi pemandangan yang menyakitkan mata,” ujar Ahmad kepada Pasundan Ekspres, Minggu (22/6/2025).

Menurutnya, jika dibiarkan terus menerus, kondisi ini akan menurunkan citra kawasan Pamanukan yang merupakan salah satu simpul penting di jalur Pantura.

BACA JUGA: CSR yang Bermanfaat, PT Uwu Jump Indonesia Bangun Jalan Beton

Senada dengan itu, Tokoh Masyarakat Pantura, Asep Maulana juga menyampaikan keprihatinannya terhadap penataan area bawah flyover. 

Menurutnya, dengan penanganan yang tepat, kawasan tersebut sebenarnya bisa disulap menjadi fasilitas umum (fasum) yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Akan terlihat indah kalau area bawah flyover itu dikosongkan dan dijadikan ruang publik. Bisa untuk tempat nongkrong, istirahat, atau olahraga warga. Sekarang malah semrawut karena tidak tertata,” kata Asep.

Ia juga menyoroti maraknya graffiti yang tidak terkonsep. Asep menilai seni jalanan seperti graffiti sebenarnya bisa menjadi daya tarik visual jika dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat.

BACA JUGA: Anggota DPRD Subang Cium Dugaan Praktik Manipulasi Domisili Calon Siswa Baru di Subang

“Graffiti itu bisa indah kok kalau dibuat dengan konsep. Tapi yang sekarang, kesannya malah membuat area itu makin kumuh,” tegasnya.

Dia menyebut, saat ini area bawah flyover didominasi oleh pedagang kaki lima yang menempati lahan tanpa penataan. 

Asep tidak menolak aktivitas ekonomi warga, namun ia berharap ada kebijakan yang bisa mengakomodasi para pedagang dengan penataan yang rapi dan estetis.

“Kalau mau difasilitasi pedagang, ya silakan. Tapi harus ditata. Jangan dibiarkan sembarangan. Supaya tidak menimbulkan sareukseuk (sumpek) di mata,” ucapnya.

Ironisnya, keluhan ini mencuat tak lama setelah Kecamatan Pamanukan merayakan Milangkala (hari jadi) ke-115. 

Sebuah momentum yang seharusnya menjadi refleksi bersama untuk menata kembali wajah kota, termasuk area publik yang menjadi cermin peradaban.

Kini masyarakat Pantura berharap Pemerintah Kabupaten Subang, khususnya pihak Kecamatan Pamanukan, bisa segera melakukan pembenahan. 

“Dengan perencanaan matang dan pelibatan masyarakat, flyover Pamanukan bukan tidak mungkin bisa disulap menjadi ikon kota yang fungsional, bersih, dan membanggakan,” pungkas Asep. 


Berita Terkini