Hari Lingkungan Hidup, di Subang Ada Satpam Peduli Lingkungan, Kenalan Yuk

Hari Lingkungan Hidup, di Subang Ada Satpam Peduli Lingkungan, Kenalan Yuk

Nurjaya Seorang Satpam. HADI MARTADINATA/PASUNDAN EKSPRES

SUBANG– Di tengah gempuran isu lingkungan global dan kerusakan alam yang makin masif, seorang satpam di Subang tampil dengan aksi sederhana namun bermakna. 

Tepat di Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni, kisah inspiratif tentang Nurjaya, seorang petugas keamanan yang juga pencinta alam, menjadi sorotan.

Nurjaya bukanlah pejabat, bukan pula tokoh terkenal. Namun semangat dan kepeduliannya terhadap lingkungan menjadikan ia layak dijadikan teladan.

Dalam kesehariannya sebagai satpam, ia tetap meluangkan waktu untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam, salah satunya dengan menanam berbagai pohon buah-buahan di kawasan alam terbuka.

BACA JUGA: Tridjaya Group Berbagi Kebahagiaan Idul Adha, Berikan Daging Kurban ke Masyarakat

“Sebagai masyarakat biasa, saya sadar bahwa sandang, pangan, dan tempat tinggal adalah kebutuhan dasar manusia. Tapi jangan lupa, makhluk lain di alam ini juga memiliki kebutuhan yang sama. Saya sering merasa kasihan melihat makhluk hidup lain yang kesulitan mencari makan karena rusaknya habitat mereka,” tutur Nurjaya saat ditemui di sela aktivitasnya pada Kamis (5/6/2025). 

Kalimat yang sederhana itu menyimpan makna dalam. Ia menunjukkan kesadaran ekologis yang jarang ditemukan dalam keseharian banyak orang, apalagi dari profesi yang seringkali tak dilirik dalam sorotan publik. 

Namun bagi Nurjaya, semua makhluk hidup berhak hidup layak, dan manusia memiliki tanggung jawab moral untuk merawat lingkungan tempat mereka semua tinggal.

Langkah nyata yang dilakukan Nurjaya bukan sekadar wacana. Ia dengan penuh kesungguhan menanam pohon buah-buahan, bukan hanya sebagai bentuk penghijauan, tapi sebagai solusi nyata atas kelangkaan makanan untuk hewan liar.

BACA JUGA: Kejari Tahan Para Tersangka Dugaan Korupsi Dinas Perikanan dan Peternakan Purwakarta

“Kalau hanya menanam pohon pelindung atau hiasan, memang bagus untuk penghijauan. Tapi hewan-hewan liar di alam juga butuh makan. Maka saya memilih menanam pohon buah-buahan seperti duren, mangga, jambu, dan lainnya. Supaya mereka juga bisa menikmati hasil alam,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, serangga seperti lebah dan kupu-kupu pun ikut merasakan manfaat dari tanamannya. 

Ketika pohon-pohon itu berbunga, serangga-serangga kecil datang menghisap nektar.

Ini bukan hanya menjaga populasi mereka, tapi juga membantu penyerbukan alami yang penting bagi ekosistem.

“Bunga-bunga itu jadi sumber makanan juga. Dari situ lahir kehidupan baru. Semua saling membutuhkan, dan kita sebagai manusia harus sadar akan peran kita,” lanjut Nurjaya.

 

Ungkapan khas Sunda yang diucapkan Nurjaya, “Biar alam teu ngewa ka manusa”—yang berarti biarlah alam tidak kecewa pada manusia—merupakan filosofi hidupnya. Ia percaya bahwa jika manusia terus-menerus merusak lingkungan, maka akan datang balasan dari alam.

“Saya sebagai manusia, merasa kasihan kepada semua makhluk. Kalau alam sudah marah, nanti bisa terjadi bencana. Jangan sampai hanya karena kita tidak peduli, makhluk lain dan bahkan kita sendiri jadi korban. Bisi mantak mamala lamun teu di para bangsawan mah,” katanya sambil tersenyum, mengutip pepatah bahwa kerusakan bisa membawa sial kalau tak dicegah sejak awal.


Berita Terkini