PURWAKARTA-Kepala Sekolah SMK Taruna Sakti (Tasa) Purwakarta Yayang Gilang Sonjaya menyambut baik kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait pendidikan militer bagi siswa bermasalah.
"Kami yakni itu bisa menjadi solusi," kata Gilang, panggilan akrabnya, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (30/4).
Yakinnya Gilang sangat beralasan. SMK Tasa yang dipimpinnya itu justru sudah menerapkan pendidikan militer sejak 2016 melalui program bernama Masa Bimbingan Taruna atau Mabintar.
"Kami menggandeng Batalion Artileri Medan 9/Pasopati dalam menyelenggarakan Mabintar. Jadi programnya memang sudah disiapkan namun tetap dikoordinasikan dengan kami sebagai pihak sekolah," ujarnya.
Gilang pun mengklaim program Mabintar sukses membentuk karakter siswa SMK Tasa yang bertanggung jawab, disiplin dan memiliki kesadaran tinggi atas lingkungannya.
"Jika program Mabintar saja bisa sukses, apalagi pendidikan barak militer yang notabene merupakan program Pak Gubernur dan diikuti di tingkat kabupaten/kota," ucap Gilang yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Kelembagaan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Swasta Kabupaten Purwakarta ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Purwanto mengatakan, pihaknya menggandeng TNI untuk melakukan pembinaan karakter dengan pendekatan militer kepada para pelajar bermasalah.
Langkah ini menjadi yang pertama di Purwakarta, di mana dunia pendidikan dan militer resmi bersinergi dalam menangani degradasi moral dan kedisiplinan di kalangan pelajar.
Purwanto menyebutkan, program pembinaan ini akan menyasar para pelajar tingkat SMP hingga SMA yang tercatat memiliki masalah di sekolah mereka.
"Untuk tahap awal, ada sekitar 30 hingga 40 siswa yang akan mengikuti program ini. Mereka akan dibina langsung oleh anggota TNI dari Menarmed 1/Kostrad," ujar Purwanto kepada wartawan, Selasa (29/4).
Rencana besar ini, kata dia, merupakan hasil kesepakatan antara Dinas Pendidikan Purwakarta, Kantor Cabang Dinas Wilayah IV Disdik Jawa Barat, Kementerian Agama, hingga Dewan Pendidikan.
Ia mengatakan, semua sepakat bahwa pendekatan militer diperlukan demi menanamkan kembali nilai-nilai disiplin, tanggung jawab dan nasionalisme yang dinilai mulai luntur di kalangan generasi muda.
Pembinaan karakter oleh TNI ini dijadwalkan akan dimulai pada 2 Mei 2025 mendatang, dengan harapan mampu menjadi shock therapy bagi pelajar lain agar tak lagi terlibat dalam perilaku menyimpang.
"Gagasan ini sejalan dengan wacana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menyatakan perlunya pendidikan karakter berbasis militer untuk mengatasi merosotnya kedisiplinan pelajar di wilayah Jawa Barat," ucapnya.(add)