SUBANG-Talaga Sunda, destinasi alam di Kelurahan Dangdeur, Kabupaten Subang, Jawa Barat, bersiap melangkah lebih besar.
Tak sekadar jadi tempat wisata biasa, kawasan ini sedang bertransformasi menjadi pusat agro eduwisata terpadu, menggabungkan pertanian, edukasi, dan pariwisata dalam satu konsep berkelanjutan.
Kelompok Tani Hutan Bina Tani Kreatif Talaga Sunda, pengelola kawasan ini, berambisi menciptakan destinasi yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga sarat ilmu.
Teddy Koswara selaku pengelola menjelaskan, nantinya pengunjung bisa menikmati berbagai wahana edukasi, mulai dari pengolahan sampah terpadu, pertanian modern, hingga peternakan berbasis ekologi.
"Kami ingin Talaga Sunda menjadi tempat yang memberi dampak—tidak hanya menyenangkan, tapi juga mengedukasi dan melestarikan budaya," ujar Teddy.
Dari Subang ke Amerika: Wakili Indonesia di Forum Dunia
Lebih membanggakan, Talaga Sunda terpilih mewakili Indonesia dalam forum internasional Polunetsing di Amerika Serikat. Teddy Koswara akan menjadi pembicara, berbagi strategi komunitas lokal dalam menghadapi perubahan iklim dan mendorong generasi muda—khususnya Gen 2030—untuk hidup berkelanjutan.
Salah satu topik utama yang akan dibahas adalah perdagangan karbon (carbon trading) dan peran masyarakat dalam menjaga penyerapan karbon untuk mencegah defisit oksigen di masa depan.
"Ini bukan sekadar proyek wisata, tapi aksi nyata menyelamatkan bumi melalui edukasi dan pelibatan anak muda," tegas Teddy.
Keberangkatan delegasi ke AS direncanakan pada Agustus 2025, didampingi oleh perwakilan Dinas Kehutanan Jabar, Kemenlu, dan Kementerian LHK.
Kolaborasi dengan Dunia Pendidikan dan Fasilitas Unggulan
Talaga Sunda juga akan menjadi laboratorium alam bagi pelajar dan peneliti. Rencananya, kawasan ini akan dilengkapi rumah tanaman, kebun hidroponik, pusat konservasi, dan area perkemahan.
Pengunjung bisa belajar langsung mengolah hasil hutan non-kayu, mengenal tanaman endemik, hingga merasakan pengalaman bertani modern.
Dengan konsep ini, Talaga Sunda tak hanya menjadi destinasi wisata unggulan di Jabar, tetapi juga ikon pengelolaan lingkungan berbasis komunitas di tingkat global.
"Kami ingin ini jadi gerakan bersama—inspirasi tidak hanya untuk Subang, tapi seluruh Indonesia," pungkasnya.(znl/ysp)