PURWAKARTA-Para perajin tahu di Kabupaten Purwakarta tengah dihantam gelombang kenaikan harga bahan baku, khususnya harga kedelai impor yang kian melonjak.
Haji Adis, salah satu perajin tahu di Kelurahan Sindangkasih, Kabupaten Purwakarta mengatakan, harga kedelai kini menembus angka Rp1 juta per kwintal, naik dari sebelumnya yang hanya Rp850 ribu.
Kondisi tersebut, kata dia, membuat dirinya dan para perajin tahu lainnya kelimpungan dan harus memutar otak agar tetap bisa bertahan di tengah himpitan biaya produksi.
"Sebagian besar perajin tahu terpaksa memangkas kapasitas produksi hingga 50 persen," kata Haji Adis kepada wartawan saat dikonfirmasi, Senin (21/4).
Meski tekanan ekonomi ini semakin berat, kata dia, namun semangat untuk tetap bertahan belum padam. Buktinya para perajin tahu di Purwakarta masih terus berproduksi dengan segala keterbatasannya.
"Sebenarnya, bukan hanya kedelai yang mengalami lonjakan harga, tapi juga bahan baku penunjang lainnya seperti kunyit dan garam pun ikut naik," ujarnya.
Dia mengungkapkan, kunyit yang biasa digunakan sebagai pewarna alami, kini harganya melonjak dari Rp8.000 menjadi Rp12.000 per kilogram.
“Di sisi lain, kami tidak mengubah ukuran tahu menjadi lebih kecil, tapi kalau harga bahan baku terus naik, terpaksa harga jual juga ikut naik,” ucap Haji Adis.
Tak hanya mahalnya bahan baku, lanjutnya, para perajin juga dihadapkan pada lesunya permintaan pasar, yang menambah beban berat dalam menjalankan usaha.
"Para perajin tahu berharap ada langkah konkret dari pemerintah agar roda usaha tahu dan tempe sebagai makanan rakyat ini bisa terus berputar, dan tidak mati di tengah jalan," katanya.
Haji Adis berharap ada langkah dari pemerintah terkait kenaikan bahan baku ini. "Sehingga, kami juga menjual lebih banyak tahu dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.(add)