SUBANG DOELOE: Masjid Agung Subang Dulunya Bangunan Belanda

SEJARAH: Nampak depan Masjid Agung Al-Musabaqoh. Foto atas bangunan dulu. Foto bawah bangunan sekarang.
SUBANG-Masjid Agung Al-Musabaqoh, salah satu kebanggaan warga Subang, ternyata menyimpan sejarah unik yang tak banyak diketahui publik. Sebelum menjadi pusat ibadah dan wisata religi, bangunan ini ternyata merupakan rumah bergaya Eropa!
Terletak di Jalan RA Wangsa Ghofrana, Kecamatan Subang, masjid ini kini ramai dikunjungi, terutama saat bulan Ramadan. Lokasinya yang strategis, berdekatan dengan Alun-alun Subang, menjadikannya destinasi favorit masyarakat. Namun, siapa sangka bahwa dulunya bangunan ini adalah bagian dari kompleks lapangan golf P&T Lands milik Anglo Dutch Plantations?
Dosen Pendidikan Sejarah Institut Pangeran Dharma Kusuma, Anggi A. Junaedi, mengungkapkan fakta menarik ini. "Iya, Masjid Agung dulunya rumah orang Eropa," katanya.
Transformasi bangunan ini tidak lepas dari peran Bupati Subang pertama, R. Atju Syamsudin, yang ingin mengubah wajah kota dari modern ke tradisional. Pembangunan masjid dimulai pada 1968 dan selesai sepuluh tahun kemudian.
BACA JUGA: 100 Hari Bupati dan Wakil Bupati Subang: Masih Sibuk Seremonial DPRD Minta Fokus pada Janji Politik
"Dampaknya positif. Subang akhirnya punya ikon seperti kota tradisional lain, semisal Sumedang atau Bandung. Masyarakat menjadikannya pusat berkumpul dan dakwah," jelas Anggi.
Masjid Agung Al-Musabaqoh sempat terkenal dengan desain arsitekturnya yang khas: tiga lantai berwarna putih dengan jendela hitam, dilengkapi kubah besar, kubah-kubah kecil, dan menara yang menawan. Keunikannya bahkan menarik perhatian produsen rokok PT Djarum, yang menjadikannya lokasi syuting iklan Lebaran pada 2004.
Sayangnya, bentuk ikonik itu kini hanya tinggal kenangan. "Kita tidak bisa lagi melihat bangunan aslinya karena sudah mengalami perubahan arsitektur," ujar Anggi dengan nada menyesal.
Meski begitu, Masjid Agung Al-Musabaqoh tetap menjadi saksi bisu sejarah Subang yang terus menginspirasi.(fsh/ysp)
BACA JUGA: Apresiasi dan Kritik Kinerja 100 Hari Bupati Reynaldy dan Wabup Agus Masykur