Masih Jadi Tanda Tanya, Pembangunan Kampus UPI Jalancagak Subang Hanya Sebatas Plang

BELUM DIBANGUN: Plang informasi berkaitan dengan rencana pembangunan Kampus UPI di Jalancagak.
SUBANG-Rencana pembangunan kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di wilayah Desa Jalancagak, Kabupaten Subang, masih menyisakan tanda tanya besar.
Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal, akhirnya buka suara kembali soal ketidakjelasan proyek pendidikan tinggi yang sejak awal sempat mengundang harapan besar dari masyarakat.
Indra menyampaikan, sejak tiga tahun terakhir, belum ada progres nyata terkait rencana pembangunan UPI. Bahkan, komunikasi dengan pihak kampus dan instansi terkait pun nyaris tidak terdengar.
“Sampai saat ini sudah tiga tahun belum ada progres atau kepastian kapan akan dibangun. Beberapa hal yang saya ketahui masih dalam proses, terutama soal tanah. Pihak PTPN katanya menginginkan adanya kompensasi dan pajak,” ungkap Indra Zainal kepada Pasundan Ekspres, Rabu (21/5/2025).
BACA JUGA: Sanksi Tegas Penyeleweng Dana Bos, Bupati Subang Reynaldi Ancam Seret ke Penegak Hukum
Indra menjelaskan, permasalahan utama tampaknya berkutat pada status lahan antara pihak PTPN selaku pemilik lahan dan pihak UPI sebagai pemilik rencana pembangunan.
“Yang saya ketahui masih ada masalah dalam status tanah antara pihak PTPN dan UPI,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan pada saat awal rencana pembangunan UPI mencuat, para petani yang menggarap lahan di sekitar lokasi sudah didata untuk menerima biaya kerohiman, dan diimbau untuk tidak lagi menggarap lahan tersebut. Namun, karena pembangunan tak kunjung dimulai, sebagian petani akhirnya kembali menanam di lahan tersebut.
“Kemarin sudah ditanam kembali, karena tidak ada kejelasan terhadap pembangunan ini. Dulu pas bupatinya Ruhimat, para petani akan direlokasi, tapi sampai sekarang belum jelas akan direlokasi ke mana,” ujarnya.
Indra yang juga menjabat sebagai Pembina Paguyuban Nanas (Papanas), turut menyoroti pentingnya mempertahankan sentra produksi nanas yang menjadi unggulan Jalancagak dan Subang secara umum. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, produksi hortikultura nanas di Subang tercatat sebagai yang tertinggi dengan total produksi mencapai 168.584,56 ton.
“Kalau tidak ada relokasi, para petani berharap dilibatkan dalam pembangunan UPI. Minimal mereka diberi ruang untuk ikut tumbuh bersama, misalnya dengan difasilitasi tempat untuk berjualan produk UMKM jika kampus nanti jadi dibangun,” tambahnya.
Indra juga mengaku pernah menerima kunjungan dari pihak lawyer yang mengaku mewakili UPI, namun hingga kini belum ada tindak lanjut yang signifikan.
Semakin lamanya ketidakjelasan proyek ini, masyarakat Jalancagak pun mulai ragu apakah UPI benar-benar akan hadir di wilayah mereka. Kepala Desa berharap agar pemerintah daerah, pihak UPI, serta instansi terkait dapat segera memberikan kepastian dan penjelasan resmi.
“Kami di desa hanya ingin kejelasan. Kalau memang dibangun, kami siap mendukung. Tapi kalau tidak jadi, tolong beri kepastian agar lahan bisa dimanfaatkan kembali dengan baik oleh masyarakat,” pungkasnya.(hdi/ysp)