SUBANG–Komitmen dalam mendorong pemberdayaan ekonomi berbasis desa terus diperkuat oleh berbagai pihak, termasuk Forum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kabupaten Subang yang bersinergi dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Dalam sebuah kegiatan strategis yang dikemas dalam nuansa silaturahmi dan halal bihalal, Forum BUMDes Subang dan BRI menggelar pertemuan di Desa Gardumukti Kecamatan Tambakdahan pada Sabtu (19/4/2025).
Acara dihadiri Kampus STIESA Icih, Perwakilan BRI Pamanukan Riza, Camat Tambakdahan Irwan Nirwana, Ketua BUMDes Subang Urip Supriyanto dan Rudi, DPMD Kab Subang, termasuk Ketua BUMDes Gardumukti Hj Mima dan anggotanya.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara BUMDes dan BRI sebagai upaya nyata meningkatkan perekonomian desa melalui sejumlah program unggulan, seperti Desa BRILIAN dan penguatan ketahanan pangan berbasis potensi lokal.
Ketua Forum BUMDes Kabupaten Subang, Urip Soeprianto—yang akrab disapa Bos Urip menyatakan, kegiatan ini merupakan wujud sinergitas yang nyata antara Forum BUMDes dan BRI. Menurutnya, kerja sama ini diharapkan mampu mempercepat upaya pengembangan ekonomi desa yang selama ini masih menghadapi berbagai tantangan.
"Forum BUMDes Subang sangat menyambut baik kemitraan dengan BRI. Kolaborasi ini menjadi sangat penting agar BUMDes bisa berkembang lebih cepat dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat desa. Melalui sinergi ini, kami ingin memastikan bahwa BUMDes mampu menjadi penggerak ekonomi desa yang profesional dan mandiri," ujar Bos Urip.
Ia juga menambahkan, BUMDes memiliki posisi strategis dalam memperkuat kemandirian desa, namun untuk dapat berperan maksimal, BUMDes harus mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari sektor perbankan.
Sementara itu, perwakilan dari BRI Pamanukan, Riza, menyampaikan komitmen kuat dari BRI untuk terus bersinergi dengan BUMDes. Menurutnya, BRI tidak hanya melihat BUMDes sebagai mitra bisnis, tetapi sebagai bagian dari strategi pemberdayaan desa secara menyeluruh.
“Kami dari BRI siap bersinergi dengan Forum BUMDes Subang dalam memberdayakan ekonomi desa. Kami percaya, jika BUMDes bergerak dan tumbuh sehat, maka ekonomi desa juga akan ikut tumbuh. BRI hadir untuk mendorong itu melalui akses permodalan, pelatihan, dan penguatan kelembagaan,” ujar Riza.
Ia juga menekankan pentingnya memperluas literasi keuangan bagi pengelola BUMDes agar mereka bisa mengelola usaha dengan lebih baik dan efisien. BRI, lanjutnya, memiliki program pendampingan dan pelatihan yang bisa dimanfaatkan oleh para pengelola BUMDes di Subang.
Menambahkan hal tersebut, Mustofa, Ketua Harian Forum BUMDes Subang, menyampaikan sinergi ini bukan hanya simbolis, tetapi benar-benar diarahkan untuk menjawab persoalan konkret yang dihadapi desa, khususnya dalam hal ketahanan pangan dan digitalisasi usaha desa.
“Kami akan memanfaatkan kerja sama ini untuk memperkuat program ketahanan pangan desa, seperti pengelolaan lahan pertanian milik desa, penyediaan pupuk organik lokal, dan distribusi hasil pertanian. Selain itu, kami juga akan mengadopsi program Desa BRILIAN dari BRI yang terbukti mampu meningkatkan daya saing desa,” terang Mustofa.
Program Desa BRILIAN (BRI Local Economic Development Initiative) merupakan program pemberdayaan desa yang diinisiasi BRI untuk memperkuat kapasitas ekonomi dan sosial desa melalui pelatihan, digitalisasi, serta penguatan sektor-sektor usaha unggulan.
Menurut Mustofa, banyak BUMDes di Subang yang sudah menunjukkan potensi besar, namun masih perlu sentuhan dan pendampingan yang lebih intensif untuk bisa tumbuh lebih optimal.
Sementara itu, Camat Tambakdahan, Irwan Nirwana, yang turut hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi atas kolaborasi ini. Menurutnya, peran BUMDes sangat vital dalam meningkatkan pendapatan asli desa (PADes) dan pada akhirnya mendorong kesejahteraan masyarakat.
“Dengan kehadiran BUMDes yang aktif dan produktif, desa akan lebih mandiri secara ekonomi. Ini akan berdampak pada peningkatan layanan publik, pengurangan angka pengangguran, dan penguatan ketahanan sosial desa,” ujar Camat Irwan.
Ia juga mendorong para kepala desa untuk lebih proaktif mendukung keberadaan dan pengembangan BUMDes dengan menyediakan regulasi yang berpihak, alokasi anggaran yang memadai, serta keterlibatan aktif dalam perencanaan usaha desa.
Menutup kegiatan tersebut, Bos Urip kembali menegaskan Forum BUMDes Subang akan terus memperluas jaringan kerja sama, baik dengan perbankan, lembaga pelatihan, hingga sektor swasta. Ia juga menyampaikan blakan ada tindak lanjut berupa pelatihan dan pendampingan khusus untuk BUMDes.
“Kita tidak berhenti sampai di sini. Setelah pertemuan ini, akan ada tim teknis yang dibentuk untuk memetakan potensi dan kebutuhan BUMDes, lalu menyesuaikannya dengan program dari BRI maupun pemerintah daerah. Dengan kerja bersama, kita yakin Subang bisa menjadi contoh sukses pemberdayaan ekonomi desa,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan MoU BUMDes Subang dengan STIESA sebagai pendamping untuk pembinaan manajemen keuangan BUMDes.(hdi/ysp)